Jeshita's personal journal of motherhood, fun-learning with the kid, homeschooling, muslim personal development, recipes, and other things she loves.

Minggu, 27 Desember 2015

Crispy Chicken Livers


Ingin menyiasati agar anak dapat menikmati hidangan hati ayam?


Jawabannya ada di sini. Kali ini saya ingin berbagi resep baby-led weaning favorit Si Teteh selain Eggy Broccoli Bites. Resep ini tercipta setelah saya menyajikan hati ayam kukus yang ditolak mentah-mentah oleh Si Teteh di saat usianya 7 bulan. Di saat saya mencoba hati ayam kukus tersebut, saya pun enggan untuk memakannya. Aroma dan rasanya yang amis, karena tidak diberi bumbu,  sangat tidak menggugah selera. Namun, berat hati ini untuk membuangnya karena takut mubazir.

Kemudian saya berusaha mencari cara untuk menyiasatinya. Dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia di rumah, saya berpikiran untuk memanggang hati ayam tersebut. Di dapur kami selalu tersedia breadcrumb, sehingga bahan tersebut terpilih menjadi penyelamat nomor satu. Lalu saya mencari bahan lain sebagai perekat adonan. A-ha! Kebetulan saat itu di kulkas tersedia potongan buah naga merah. Ingin tahu bagaimana saya membuat crispy chicken livers? Silakan disimak selengkapnya.

Selasa, 22 Desember 2015

Surat Untuk Mama Tersayang


Dahulu, hari ibu biasa berlalu begitu saja. Hanya sekadar ucapan selamat hari ibu yang saya utarakan untuk mama tersayang. Namun, hari ini terasa begitu berbeda karena dipenuhi rasa rindu yang sangat dalam.


Surat ini ditulis untuk mengenang mama tersayang yang telah pergi lebih dulu menemui Allah SWT bulan April lalu. Menjelang hari ibu, rasa kangen yang berlebihan merasuki hati ini. Hal tersebut memotivasi saya untuk berbagi melalui tulisan ini.

Sesungguhnya surat ini saya tujukan untuk teman-teman pembaca. Dengan harapan agar setelah membacanya teman-teman yang masih memiliki ibu terdorong untuk lebih sering mencurahkan kasih sayangnya. Juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada ibunda tercinta. 

Sedangkan bagi mereka yang sudah ditinggalkan, saya ingin mengajak untuk lebih giat dalam mendoakan dan beramal ibadah. Agar ibu yang kita sayangi senantiasa diberikan kesejukan dan dilapangkan kuburnya oleh Allah. Aamiin. Yuk, dibaca selengkapnya surat ini.

Kamis, 17 Desember 2015

Sleep Training Menyelamatkan Kami


Bagi kami, sleep training bukanlah melatih anak untuk tidur sendiri. Namun, merupakan pendisiplinan diri sebagai orangtua dalam menerapkan pola tidur yang sehat untuk anak dan secara konsisten menghadirkan rutinitas yang mendukungnya.


Mungkin ada diantara teman-teman yang berpikiran bahwa sleep training itu menyiksa. Ataupun ada yang merasa hal ini bertentangan dengan attachment parenting, yang menjunjung co-sleeping (tidur dekat bayi). Prinsip tersebut sangat anti pula terhadap training (pelatihan) bayi berdasarkan jadwal ataupun cara menidurkan bayi dengan metode cry-it-out.

Cry-it-out (membiarkan anak menangis sampai tertidur) hanya salah satu dari sekian banyak cara. Masih ada metode-metode lain yang jauh lebih halus. Keluarga kami pun tidak menggunakan cara tersebut. Kami mencoba beberapa cara di awal pelaksanaan sleep training. Kemudian memilih dan mengembangkan metode yang paling sesuai seiring berjalannya waktu.

Menurut kami tidak ada yang salah atau benar dalam memilih cara menidurkan bayi/anak. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita sebagai orangtua menciptakan pola tidur yang baik. Sehingga anak bertumbuh kembang dengan sehat dan memiliki perilaku yang baik. Silakan dibaca selengkapnya bagaimana sleep training telah menyelamatkan kehidupan awal kami sebagai orangtua.

Minggu, 13 Desember 2015

Sesi Ketujuh Kelas Bayi Bermain: Instruksi, Sensori Auditori, dan Kreativitas

melatih-kreativitas-memecahkan-masalah

Mengasah kemampuan menerima instruksi, menerima stimulasi auditori, dan meningkatkan kreativitas dalam memecahkan masalah, dapatkah satu sesi mencakup seluruh tujuan-tujuan ini?


Ya, tentu saja. Kemarin dalam Kelas Bayi Bermain kami melakukan beberapa permainan dengan beragam objektif. Memang satu permainan tidak dilakukan secara intensif, tetapi pengalaman singkat dalam setiap kegiatannya banyak membuka mata kami sebagai orangtua. Bagi kami, aktivitas yang dilakukan bersama Rumah Dandelion dapat dijadikan inspirasi untuk kegiatan yang kami lakukan di rumah. Terutama untuk kegiatan yang belum mahir dilakukan oleh Si Teteh.

Seberapa pentingnya mengasah hal-hal yang disebutkan di atas? Aspek-aspek yang dilatih dalam sesi ketujuh kemarin merupakan kemampuan dasar yang diperlukan oleh balita sebagai modal tumbuh kembangnya yang akan dibutuhkan saat menerima ransangan/situasi di saat dewasa nanti. Kurangnya stimulasi usia dini dapat menimbulkan gangguan atau reaksi yang kurang tepat di saat seseorang menerima stimulus yang tidak biasa dihadapi.

Intinya, kelas kemarin ini terasa sungguh padat kegiatannya. Mungkin karena suasana kelas yang terasa begitu seru membuat kami lupa waktu. Untuk mengetahui keasyikan yang kami alami kemarin, silahkan dibaca selengkapnya.

Kamis, 10 Desember 2015

Sesi Keenam Kelas Bayi Bermain: Dua Macam Cara Bermain


Tahukah teman-teman mengenai dua jenis bermain yang biasa dilakukan oleh anak-anak?


Ada dua macam cara dasar dalam bermain. Yang pertama adalah bermain secara terstruktur. Bermain terstruktur atau bermain dengan tujuan merupakan jenis permainan yang memiliki tujuan pembelajaran yang spesifik. Tujuan yang dimaksud yaitu baik mengajarkan keterampilan hidup ataupun mengasah kemampuan fisik tertentu (seperti motorik halus dan kasar). 

Sedangkan jenis bermain yang kedua, yaitu bermain bebas/tidak terstruktur. Kegiatan bebas ini terdiri dari permainan yang tidak terlalu direncanakan. Dalam permainan jenis ini anak bebas memilih sesuai dengan minat dan suasana hatinya. Aktivitas yang tidak terstruktur ini mendorong anak untuk mengikuti imajinasi, mengasah daya kreativitasnya dan mengurangi rasa bosan. 

Tim Rumah Dandelion menekankan bahwa penting untuk menjaga keseimbangan dalam menghadirkan permainan melalui dua cara tersebut. Pada sesi-sesi sebelumnya sudah banyak macam cara bermain terstruktur yang dihadirkan dalam Kelas Bayi Bermain. Namun, baru kali ini kami mendapatkan pengalaman dalam bermain bebas/tidak terstruktur. Disimak selengkapnya pengalaman kami Sabtu kemarin.

Kamis, 03 Desember 2015

Manfaat Permainan Memasukkan Koin Ke Dalam Wadah Tabungan


Sedang mencari ide bermain yang sederhana dengan beragam manfaat?


Jika teman-teman ingin melakukan kegiatan untuk menstimulasi balita atau anak prasekolah, tetapi tidak ingin mengeluarkan biaya banyak, tulisan ini cocok untuk teman-teman. Bahan-bahan yang diperlukan pun sangat sederhana. Namun, manfaat dari permainan meletakkan koin ke dalam wadah tabungan sangat beragam. Mulai dari mengasah kemampuan motorik halus, menanamkan konsep berhemat, bahkan sampai memperkenalkan makna bersedekah. Penasaran? Disimak terus, yuk.

Minggu, 29 November 2015

Sesi Kelima Kelas Bayi Bermain: Melatih Kesabaran

Serukah permainan untuk mengasah kesabaran anak?


Kerap kali anak usia dini menginginkan sesuatu secara instan. Mereka pun belum dapat diarahkan untuk menunggu menggunakan konsep hitungan menit. Oleh karena itu, tema besar dari Kelas Bayi Bermain Rumah Dandelion kali ini bertujuan melatih kesabaran anak. Melalui permainan sensori anak dapat diasah kemampuannya untuk bersabar dalam berproses, menunggu antrian bermain, atau menunggu bahan-bahan permainan selesai disiapkan. 

Uhm...awalnya saya berpikir "Permainan yang berhubungan dengan kesabaran itu seru ga ya?" Ternyata sangat menyenangkan lho. Di akhir kelas kami kegerahan penuh keringat karena asyiknya bermain. Dibaca selengkapnya keseruan yang kami alami kemarin.

Kamis, 26 November 2015

Eggy Broccoli Bites

Cemilan sehat anak bayi brokoli panggang


Sedang mencari resep sayuran untuk anak?


Nah, kebetulan saya ingin berbagi salah satu resep baby-led weaning favorit Si Teteh. Selain untuk cemilan, resep ini juga dapat dijadikan salah satu lauk dalam menu makan besar. Tidak hanya untuk anak lho, orang dewasa pun dapat menikmatinya. Sesuaikan saja bumbu dengan selera. Jika teman-teman merupakan penggemar sup, eggy broccoli bites ini dapat dijadikan sebagai sajian yang menemani menu sup favorit keluarga.

Sebelumnya saya pernah mengunggah foto hasil resep ini di Facebook dan Instagram. Saya hadirkan di sini karena ada beberapa permintaan. Resep ini awalnya tercipta karena saya bosan menghadirkan sayur dalam bentuk yang itu-itu saja. Walaupun Si Teteh sangat menggemari brokoli kukus, saya ingin menyediakan sesuatu yang lain.

Bagaimana cara membuatnya? Mudah sekali. Disimak terus, yuk.

Minggu, 22 November 2015

Sesi Keempat Kelas Bayi Bermain: Melatih Konsentrasi Melalui Permainan Sensori



Permainan seperti apa yang dapat meningkatkan daya konsentrasi anak?


Kemampuan konsentrasi anak usia dini tergolong cukup singkat. Menurut Rumah Dandelion, anak usia 16-19 bulan seperti Si Teteh sanggup untuk konsentrasi selama 2-3 menit. Hah, ibunya menyiapkan permainan repot-repot, tapi anaknya main hanya sekejap. Eits...jangan patah semangat. Mainannya mungkin dapat disimpan untuk waktu main berikutnya. 

Tahukah teman-teman kalau daya konsentrasi anak dapat diasah? Nah, Kelas Bayi Bermain Rumah Dandelion kali ini fokus dalam melatih daya konsentrasi anak. Melalui sesi ini kami melakukan beberapa permainan sensori yang dilakukan sambil duduk. Walaupun berdiam di satu tempat, Si Teteh yang mudah bosan terlihat menikmati ragam permainannya. Ingin tahu bagaimana pengalaman kami kemarin? Disimak saja.

Kamis, 19 November 2015

Area Bermain Ala Montessori

Area Bermain Anak Homeschooling


Seperti apa sih area bermain ala Montessori? Bagaimana kami menyiapkannya?


Perlu saya tekankan bahwa kami ini bukan keluarga Montessori. Kami hanya mengambil sebagian ide dari beberapa konsepnya, yang dianggap sesuai dengan pandangan atau keperluan keluarga kami. Bahkan tadinya kami menggunakan pagar bayi di saat Si Teteh mulai merangkak. Kami tidak dapat membuat seluruh area rumah menjadi babyproofed (baca: aman untuk dieksplorasi), disebabkan oleh beberapa hal menyangkut rumah kami. Sehingga pagar bayi menjadi solusi termudah, tadinya.

Di saat Si Teteh sudah mulai berjalan, kami harus mencari ide baru. Tidak mungkin ia terus di dalam pagar. Namun, di sisi lain bagaimana menyiasati agar ia tidak terlalu tertarik ke area-area yang berbahaya, seperti tangga melingkar yang posisinya sangat sulit untuk dipagari, tempat colokan lstrik, dan sistem perkabelan yang malang-melintang karena kondisi rumah yang sudah tua.

Kemudian saya melakukan research dan bertemulah dengan video "Bring Montessori To Your Home" oleh Voila Montessori. Video tersebut menjelaskan tentang beberapa ruangan yang penting untuk dihadirkan dalam keseharian keluarga Montessori. Dari sinilah saya mendapat ide untuk merubah area bermain Si Teteh. Dengan harapan ia dapat bebas bereksplorasi, tetapi fokus utamanya tetap di dalam/sekitar area bermain.

Untuk menyiapkannya kami memerlukan beberapa hal tambahan, diantaranya cermin dan rak pajang. Cermin kami membelinya dari toko perabotan rumah asal Swedia. Sedangkan rak pajang, kami memesannya dari Be.Woodie. Apa itu Be.Woodie? Mengapa tidak sekalian saja di I*EA? Dibaca terus saja deh.

Minggu, 15 November 2015

Sesi Ketiga Kelas Bayi Bermain: Pengenalan Konsep Melalui Permainan


Memangnya konsep seperti apa sih yang dapat dikenalkan melalui permainan?


Dari Kelas Bayi Bermain sesi ketiga, saya baru menyadari bahwa permainan sensori dapat mengajarkan anak tentang beragam konsep, seperti banyak-sedikit, besar-kecil, bentuk, dan warna. Adapula pengenalan konsep abstrak, diantaranya remas, tuang, tumpah, menyerap, dll. Komunikasi yang dilakukan pada saat mengenalkan konsep-konsep tersebut juga dapat memperbanyak kosakata anak. 

Wah, ternyata banyak ya manfaat permainan sensori. Lalu, bagaimana dengan cara bermainnya? Mudah dan sederhana saja. Hanya butuh beberapa alat, perhatian penuh, dan kesabaran orang tua. Seperti apa pengalaman Si Teteh dalam sesi ketiga kemarin?

Kamis, 12 November 2015

Cara Mengelola Keseharian Homeschooling

- Agenda bulanan yang dipajang di kulkas -

Alhamdulillah. Minggu lalu sampai juga di sesi kesembilan, webinar terakhir yang disertai materi. Sedangkan sesi kesepuluh malam ini akan menjadi wadah tanya jawab dan diskusi. Antara senang dan sedih. Senang karena sudah lengkap mendapatkan materi webinar homeschooling Rumah Inspirasi. Sedih juga karena akan kehilangan rutinitas yang bermanfaat dan menyenangkan di hari Kamis malam. Cukup sekian tentang perasaan saya, yuk kita lanjut ke topiknya.

Pengelolaan keseharian homeschooling merupakan pembahasan sesi kesembilan kemarin. Inti dari cara mengatur keseharian homeschooling terletak pada waktu dan perhatian, terutama yang diberikan oleh orangtua kepada anak. Waktu dan perhatian merupakan landasan utama dalam membangun ikatan keluarga. Ikatan keluarga yang erat akan mendukung perkembangan psikologis anak.

Sehingga penting sekali bagi keluarga homeschooling untuk mengatur pola keseharian. Rencana kegiatan keseharian perlu dipikirkan dan diatur sesuai dengan kondisi keluarga. Tujuannya untuk menghadirkan kenyamanan bagi orangtua dalam memfasilitasi proses pembelajaran. Kenyamanan orangtua dalam berkegiatan dengan anak akan menciptakan kondisi keseharian (baca: belajar) yang menyenangkan. Baca selengkapnya mengenai cara mengelola keseharian keluarga kami.

Minggu, 08 November 2015

Sesi Kedua Kelas Bayi Bermain: Mengenal Dua Indra Penting Selain Lima Panca Indra Utama


Tahukan teman-teman, bahwa indra manusia itu bukan hanya lima melainkan tujuh indra?

Ternyata selain lima indra yang pada umumnya diketahui (penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba) adapula dua indra lain yang sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak. Kedua indra tersebut adalah vestibular dan proprioseptif.

Rumah Dandelion menjelaskan bahwa indra vestibular memberikan kemampuan untuk mendapatkan informasi tentang posisi tubuh di sebuah ruang, yang berhubungan dengan gerakan dan keseimbangan.Di saat seorang anak bersepeda, indra vestibular bertugas untuk menjaga keseimbangannya. Sedangkan yang dimaksud dengan indra proprioseptif adalah indra yang memberikan informasi tentang keberadaan dan aktivitas anggota tubuh.* Kita dapat mengetahui letak gigitan nyamuk dikarenakan kinerja indra proprioseptif ini.

Jika kedua indra ini berfungsi secara otomatis dan efisien maka seorang anak akan memiliki perhatian yang baik terhadap lingkungannya. Hal ini sangat penting agar anak dapat menjelajahi sekitarnya dengan aman. Koordinasi, kontrol tubuh, dan perencanaan motorik dipengaruhi oleh kedua indra ini.

Hal-hal tersebut baru saya ketahui dari Kelas Bayi Bermain sesi kedua kemarin. Tujuan dari permainan sensori yang dihadirkan oleh Rumah Dandelion adalah untuk merangsang indra-indra tersebut. Ingin tahu permainan apa saja yang kami lakukan, dan seberapa serunya? Disimak terus ya dalam tulisan ini.

Kamis, 05 November 2015

Evaluasi Dalam Homeschooling, Perlukah?

Buku-buku yang saat ini sedang dibaca, sebagai sumber pengetahuan dan peninjauan tumbuh kembang Si Teteh
Pada awal saya melakukan research mengenai homeschooling, saya sempat mempertanyakan "Perlukah melakukan evaluasi? Penting ya? Bagaimana caranya? Apakah saya harus memberikan ujian kepada anak? Apakah seperti rapor atau catatan kecil orangtua saja sudah cukup? Uhm...agak pusing memikirkannya. Menurut saya ini merupakan salah satu aspek homeschooling yang pelaksanaannya dapat menjadi beban, khususnya untuk saya selaku fasilitator utama.

Setelah mengikuti webinar sesi kedelapan (29 Oktober) bersama Rumah Inspirasi, saya mendapatkan pencerahan bahwa proses evaluasi tidak seberat yang saya bayangkan. Bahkan mindset saya telah berubah. Evaluasi bertujuan untuk merefleksikan proses homeschooling yang dijalani, bukan hanya sekedar penilaian hasil belajar anak seperti dalam rapor sekolah.

Intinya proses ini merupakan alat bantu agar orangtua dan anak dapat meningkatkan kinerja dalam proses pembelajaran. Rumah Inspirasi menekankan bahwa evaluasi jauh lebih dalam dan lebih luas dari hanya sekedar rapor. Lalu bagaimana cara mengevaluasi proses homeschooling? Selengkapnya baca terus dalam tulisan ini.

Minggu, 01 November 2015

Pengalaman Perdana Kelas Bayi Bermain Bersama Rumah Dandelion

- Si Teteh serius mendengarkan penjelasan dari Tante Nadia. PS: Name tag ditempel di belakang karena Si Teteh menolak untuk ditempelin di dadanya. Ya sudahlah. -

Pernahkah teman-teman bertanya "Sudah cukupkah saya memberikan stimulasi untuk perkembangan anak saya?" 

Pertanyaan itu sering hadir di dalam benak saya. Maklum, saya ini orang yang penuh dengan persiapan dan pemikiran, yang terkadang berujung kepada kekhawatiran. Salah satu cara untuk menanggulangi kekhawatiran yang sering melanda, saya membiasakan diri untuk melakukan research yang berhubungan dengan topik yang sedang dipikirkan.

Berawal dari pertanyaan di atas mulailah saya mencari beragam sumber dan inspirasi, yang salah satunya mempertemukan saya dengan Rumah Dandelion melalui Instagram. Di saat browsing profilnya untuk pertama kali, ada satu hal yang sangat menarik perhatian saya yaitu Kelas Bayi Bermain. Saat itu sudah telat untuk mendaftarkan Si Teteh dalam program periode Agustus/Oktober. Namun, tim Rumah Dandelion menjelaskan bahwa akan diadakan program berikutnya periode Oktober/Desember.

Kemudian, saya sampaikan hal ini kepada suami. Harapan saya dari mengikuti program ini adalah untuk menghadirkan kegiatan terencana bagi keluarga kami. Aktivitasnya mengasyikkan untuk Si Teteh, sedangkan kami sebagai orangtua dapat menambah wawasan dan pengalaman sehubungan dengan tumbuh kembang anak. Sehingga pertanyaan saya di atas dapat terjawab. Alhamdulillah, idenya diterima.

Langsung saja saya daftarkan Si Teteh untuk mengikuti Kelas Bayi Bermain periode Oktober/Desember 2015. Kelas pertamanya dimulai Sabtu kemarin (31 Oktober). Penasaran dengan pengalaman pertama kami dalam Kelas Bayi Bermain? Yuk, dibaca selengkapnya.

Kamis, 29 Oktober 2015

Merangkul Internet Menjadi Sahabat Homeschooling

 Rutinitas mendengarkan streaming murotal, dilengkapi dengan visual

Menurut Rumah Inspirasi ada tiga pilar dalam menjalani homeschooling. Dua diantaranya telah diulas dalam tulisan saya sebelumnya mengenai pembelajar mandiri, serta belajar melalui kehidupan. Sesi ketujuh pada Kamis lalu membahas tentang tiang yang ketiga, pentingnya Internet dalam menjalani Homeschooling.

Teknologi mendukung para pembelajar mandiri untuk belajar kapan saja dan di mana saja dengan materi yang berlimpah. Sehingga para praktisi homeschooling tidak bergantung kepada pengajar atau lembaga tertentu. Internet memiliki keterlibatan yang sangat jelas dalam mendukung kehidupan keluarga homeschooling dan proses pembelajaran mandiri.

"Personally I'm always ready to learn, although I do not always like being taught," —Winston Churchill

Selain memberikan dampak penting dalam kemandirian, pengaruh Internet dapat diibaratkan seperti dua sisi mata uang. Jika dirangkul dan dimanfaatkan dengan benar, Internet menjadi sumber dan sarana belajar yang sangat berharga. Internet merupakan jendela pengetahuan, serta menjadi sekolah dan perpustakaan terbesar di dunia, yang memudahkan penggunanya untuk mendapatkan materi yang berkualitas. Di sisi lain, jika tidak digunakan dengan bijaksana teknologi dapat menghadirkan ancaman, terutama untuk anak-anak. Tantangannya adalah banjir informasi, dan bahaya lainnya yaitu kecanduan (online game, Facebook, dll), pornografi, kejahatan Internet, bahkan cyberbullying yang marak di kalangan remaja. Jadi bagaimana kita sebagai orangtua menyikapinya? Baca terus ya.

Kamis, 22 Oktober 2015

Keutamaan Homeschooling: Memaknai Kehidupan Keseharian

Waktu santai bersama Garong -
Mohon abaikan outfit makan Si Teteh yang sudah kekecilan ^_^

Alhamdulillah, minggu ini saya dapat memenuhi dua deadline pribadi untuk sharing pengalaman Webinar Rumah Inspirasi. Refleksi pengalaman dari sesi kelima, yang mengulas tentang pembelajar mandiri sebagai inti proses dan hasil akhir homeschooling, telah saya share hari Minggu kemarin. Sedangkan tulisan hari ini didedikasikan untuk sesi keenam (15 Oktober 2015), yang membahas salah satu topik homeschooling favorit saya, memanfaatkan dan memaknai kehidupan keseharian.

Pada umumnya, banyak orang (baca: termasuk saya sebelumnya) menganggap belajar itu merupakan proses belajar mengajar seperti di sekolah. Prosedurnya melibatkan pengajar (guru) dan siswa yang dibatasi oleh beberapa unsur diantaranya kegiatan di dalam bangunan sekolah, dalam jangka waktu tertentu setiap harinya, serta menitikberatkan pada penggunaan buku dan proses mengajar (guru menjelaskan dan siswa mendengarkan).

Hal tersebut sering menimbulkan keraguan, kebingungan, bahkan kepanikan dalam proses awal homeschooling. Namun, sebenarnya sebagian besar proses belajar dalam homeschooling terletak pada pemanfaatan dan pemaknaan kehidupan sehari-hari. Kehidupan merupakan kurikulum alami yang dimiliki setiap orang, dan dunia ini merupakan ruang kelasnya. Dari pengalaman hidup kita inilah, kita mendapatkan keterampilan yang paling berharga dan paling dibutuhkan.

Orangtua tidak perlu khawatir tentang apa yang perlu diajarkan kepada anak, bagaimana cara mengajarnya, ataupun merasa kurang percaya diri karena keterbatasannya. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memfasilitasi anak secara maksimal dalam belajar melalui kehidupan. Penasaran dengan cara belajar melalui keseharian? Silahkan disimak.

Minggu, 18 Oktober 2015

Inti Proses dan Hasil Akhir Homeschooling: Anak Sebagai Pembelajar Mandiri

Gambar: Pola Pikir Pembelajar Mandiri.*
*) Pola pikir pada gambar di atas saya kembangkan dari dua sumber teori: UBC dan Prism Projects
Ilustrasi anak-anak - 'School Portraits' - merupakan karya dari: Erica Sirotich.

Sayang sekali saya tidak dapat mengikuti sesi kelima Webinar Rumah Inspirasi pada Kamis, 8 Oktober lalu. Alhamdulillah, setiap sesi selalu ada rekamannya. Sehingga saya masih dapat merefleksikan pengetahuan yang didapat dari sesi tersebut.

Langkah-langkah memulai homeschooling yang meliputi pemilihan metodenya, perancangan visi keluarga, dan penyusunan kurikulum/panduan pendidikan, telah saya ulas dalam beberapa tulisan sebelumnya. Selanjutnya, praktisi (atau calon praktisi) perlu mengetahui pentingnya mempersiapkan anak menjadi pembelajar mandiri. Mau tahu lebih dalam mengenai pembelajar mandiri? Dibaca terus ya.

Senin, 12 Oktober 2015

Perlukah Menyusun Kurikulum dan Pola Kegiatan Homeschooling? Bagaimana Caranya?

Seri buku favorit Si Teteh dan belajar membersihkan kaki di atas alas

Halo teman-teman. Alhamdulillah. Tingkat kesibukan saya cukup padat beberapa minggu belakangan. Sehingga agak telat untuk berbagi pengalaman Webinar Rumah Inspirasi sesi keempat pada hari Kamis 1 Oktober lalu. Tapi...better late than never. Masih tertarik? Silahkan disimak. :)

Pokok pembahasan dalam sesi tersebut adalah panduan homeschooling; diantaranya meliputi kurikulum, materi belajar, dan pola keseharian anak usia dini dan usia sekolah. Saya membatasi tulisan ini untuk anak usia dini, yang merupakan fokus homeschooling keluarga kami saat ini. Semoga sesuai dengan informasi yang teman-teman butuhkan. Silahkan dibaca lebih lanjut.

Minggu, 04 Oktober 2015

Hijrah Diary: Life Begins At 30


- Musim dingin usai dan bunga pun bersemi (Arnhem, 2010) -

Kutipan "Life begins at 30" sangat sesuai untuk menggambarkan kehidupan saya di tahun 2015. Yup, tahun ini saya berusia 30 tahun. Di tahun ini pula perubahan besar hadir dalam hidup saya. Tiga belas minggu yang lalu, pada pertengahan bulan Ramadhan, saya mengawali (baca: meresmikan) perjalanan hijrah dengan memakai jilbab. Alhamdulillah, saya tidak menyangka bahwa hari tersebut akan datang dengan proses yang terbilang mudah dan cepat.

Menoleh kebelakang, saya menyadari bahwa petunjuk-petunjuk akan hidayah itu sebenarnya ada di depan pelupuk mata. Namun, hati yang belum terketuk dan tenggelamnya diri ini dalam sisi duniawi kehidupan membuat saya - ibaratnya - membuang muka dari petunjuk-petunjuk tersebut . Subhanallah, jadi malu. Ingin tahu kelanjutannya? Yuk, dibaca terus.

Selasa, 29 September 2015

Pijakan Awal Memulai Homeschooling: Visi Pendidikan Keluarga



Termotivasi, itulah yang selalu saya rasakan saat kegiatan Webinar bersama Rumah Inspirasi berakhir setiap Kamis malam. Sebelumnya, dengan penuh semangat, saya telah mengupas tentang pilihan metode homeschooling beserta contoh-contoh kegiatan yang dilakukan dalam keseharian keluarga kami.

Ulasan kali ini saya fokuskan pada salah satu subjek pembahasan sesi ketiga kemarin, yaitu merancang visi pendidikan keluarga. Mengapa? Pertama, karena visi ini merupakan titik awal yang krusial dalam memulai homeschooling. Kedua, saya suka sekali dengan strategic planning. Menyusun big vision homeschooling keluarga kami membawa kembali memori masa kuliah dan masa kerja sebelum menjadi stay-at-home mom. Bagaimana kami menyusun visi pendidikan keluarga? Mari disimak.

Selasa, 22 September 2015

Metode Homeschooling Keluarga Kami

- Area Bermain Si Teteh -

Pengalaman menyenangkan mengenai dasar-dasar homeschooling dalam sesi pertama webinar Rumah Inspirasi membuat saya menanti-nantikan sesi keduanya. Alhamdulillah, sesi kedua yang dilaksanakan Kamis lalu juga menarik, informatif, dan padat (kurang rasanya dua jam...haha). Kali ini pembahasan meliputi model-model homeschooling.

Setelah memahami landasan homeschooling, langkah selanjutnya adalah mempelajari metode-metodenya. Dengan mempelajari pilihannya, kita dapat menentukan pendekatan homeschooling yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi anak dan keluarga.

Kebanyakan praktisi homeschooling tidak hanya menggunakan satu metode, tetapi bisa menerapkan dua atau lebih metode yang dianggap paling sesuai. Dimana seiring berjalannya waktu dapat menjadi metode unik keluarga. Silahkan disimak lebih lanjut untuk mengetahui lebih dalam mengenai pilihan model yang ada dan metode unik keluarga kami.

Selasa, 15 September 2015

Homeschooling, Insya Allah Pilihan Tepat.



Uhm...homeschooling?

Ide menjalani homeschooling untuk putri kami tercetus oleh suami. Awalnya saya merasa ragu, karena pasti saya yang akan mengemban tanggung jawabnya. Ketakutan terbesar saya yaitu mengenai pembagian waktu keseharian dan waktu belajar anak, juga tentang cara belajar dan kurikulum...ah mikirinnya saja pusing. Namun, saya tetap membuka pikiran untuk pilihan ini. Saya termasuk orang yang penuh dengan persiapan dan perencanaan, sehingga saya perlu melakukan research yang mendalam untuk meyakinkan diri saya sebelum mengambil keputusan.

Dari beberapa bulan lalu saya memulai browsing-browsing dengan tema pencarian 'Homeschooling Keluarga Indonesia'. Jika Anda mengetik dan mencarinya melalui search engine, maka akan keluar hasil pencarian yang salah satu diantaranya adalah situs Rumah Inspirasi. Saat mengunjunginya untuk pertama kali, saya langsung jatuh hati. Serasa mendapat pencerahan...TA-DA! Alhamdulillah. Ingin tahu pencerahannya seperti apa? Yuk, baca lebih lanjut.
Happiness Through Sharing And Caring . All rights reserved. BLOG DESIGN BY Labinastudio .