Jeshita's personal journal of motherhood, fun-learning with the kid, homeschooling, muslim personal development, recipes, and other things she loves.

Minggu, 22 November 2015

Sesi Keempat Kelas Bayi Bermain: Melatih Konsentrasi Melalui Permainan Sensori



Permainan seperti apa yang dapat meningkatkan daya konsentrasi anak?


Kemampuan konsentrasi anak usia dini tergolong cukup singkat. Menurut Rumah Dandelion, anak usia 16-19 bulan seperti Si Teteh sanggup untuk konsentrasi selama 2-3 menit. Hah, ibunya menyiapkan permainan repot-repot, tapi anaknya main hanya sekejap. Eits...jangan patah semangat. Mainannya mungkin dapat disimpan untuk waktu main berikutnya. 

Tahukah teman-teman kalau daya konsentrasi anak dapat diasah? Nah, Kelas Bayi Bermain Rumah Dandelion kali ini fokus dalam melatih daya konsentrasi anak. Melalui sesi ini kami melakukan beberapa permainan sensori yang dilakukan sambil duduk. Walaupun berdiam di satu tempat, Si Teteh yang mudah bosan terlihat menikmati ragam permainannya. Ingin tahu bagaimana pengalaman kami kemarin? Disimak saja.

Mengenai waktu kedatangan, kami masih saja terlambat. Huh. Padahal waktu satu jam bermain bersama teman-teman Rumah Dandelion rasanya seperti sekejap. Inshaa Allah minggu depan kami bisa datang lebih awal.

Permainan Bagian Pertama


Di saat kami masuk ke dalam, terdengar teman-teman yang lain sedang bernyanyi 'Pundak Lutut Kaki', wah...tertinggal. Sampai di lantai dua Rimba Baca, sesi pemanasan telah usai. Jadilah Si Teteh agak lama dalam menyamakan frekuensi dengan teman-teman yang lain.

Kelas dilanjutkan langsung pada kegiatan permainan utama. Permainan pertama yang dilakukan adalah bermain dengan kacang hijau. Tim Rumah Dandelion telah menyiapkan satu mangkuk dengan kacang hijau di dalamnya, sendok, corong, dan botol kosong.

Mengulang cara bermain dari sesi kedua dalam melatih gerakan bilateral, Bob dan Si Teteh mengawali permainan ini dengan membuka dan menutup botol. Kemudian dilanjutkan pada bagian utama, yaitu mentransfer kacang hijau. Kacang hijau diambil dengan sendok dari mangkuk dan dimasukkan ke dalam botol melalui corong. 

Konsetrasi tingkat tinggi.

Tidak sangka, ternyata Si Teteh sudah cukup mahir dalam hal sendok-menyendok. Hanya pada akhirnya mulai terlihat bosan, lalu ia mulai menumpahkan kacang hijaunya. Hee. Kemudian permainan dilanjutkan menggunakan tangan. Hal ini juga dapat mengasah motorik halus lho.

Tim Rumah Dandelion menekankan kembali sebaiknya kegiatan/permainan seperti ini gerakannya dimulai dari kiri menuju kanan. Jadi mangkuk berisi kacang hijau di sebelah kiri, lalu Si Teteh menyendoknya dan bergerak ke arah botol di sebelah kanan. Hal ini berhubungan dengan melancarkan gerakan pratulis, yang dikenalkan pada sesi ketiga. Wah, banyak ya yang dipelajari dalam satu permainan saja.

Permainan Bagian Kedua


Lanjut ke tahap selanjutnya, permainan Pasta Rigatoni. Tim Rumah Dandelion membagikan satu meja lipat untuk masing-masing anak, beserta tiga sedotan balon yang ditancapkan ke playdough sebagai dasarnya. Tidak lupa beberapa potong pasta yang telah diberi warna.

Muka serius, bersemangat, dan bengong.

Ada tiga konsep yang dikenalkan melalui permainan ini. Pertama, mengasah motorik halus dengan memasukkan pasta ke dalam batang sedotan. Kemudian, permainan dapat ditingkatkan dengan mencocokkan warna pasta dengan playdough berwarna di dasar sedotan. Hal ini bertujuan untuk melatih konsep warna. Aktivitas ini juga dapat diterapkan untuk mengenalkan konsep berhitung dengan menghitung setiap pasta yang berhasil dimasukkan.

Si Teteh belum dapat berkonsentrasi terlalu lama dalam permainan ini. Masih banyak main-main selain memasukkan pasta ke dalam sedotan. Ia lebih suka memasukkan pasta kembali ke dalam gelas wadah, atau ke jari-jemarinya. Catatan untuk saya agar menghadirkan permainan serupa di rumah.

Permainan Bagian Ketiga


Bagian akhir dari sesi kali ini terdiri dari dua permainan yang melibatkan cermin. Tabula Rasa merupakan permainan pertama. Tujuannya untuk mengenalkan anak dengan beberapa rasa dan ekspresi emosi. Kegiatan ini dilakukan dengan mencoba beberapa bahan makanan/minuman di depan cermin.

Beberapa bahan makanan/minuman yang disajikan diantaranya gula jawa, garam, jeruk nipis, dan air jahe. Jelas gula untuk rasa manis, garam untuk rasa asin, dan jeruk nipis untuk rasa asam. Namun, bagaimana dengan air jahe? Rasa yang dimaksud untuk dihadirkan adalah rasa pahit, tetapi diganti dengan rasa pedas.

Mencoba berbagai rasa menghasilkan beragam ekspresi.

Urutan yang dicoba Si Teteh adalah garam, jeruk nipis, gula jawa, dan air jahe. Untuk garam dan jeruk nipis mukanya langsung mengerut. Haha...ekspresinya kocak. Sedangkan gula jawa terus diminta. Untuk jahe, ekspresinya tidak jelas. Antara bingung dan ingin tambah.

Selesai dengan Tabula Rasa, aktivitas selanjutnya adalah bermain dengan edible paint di atas cermin. Ada beberapa konsep yang dikenalkan dalam permainan ini. Untuk anak yang usianya di bawah 12 bulan, permainan ini mengasah konsep ada-tiada.

Paling suka bagian bersih-bersih.

Sedangkan untuk Si Teteh, kegiatan ini bermaksud mengenalkan konsep bersih-kotor. Setelah bermain dengan cat di atas cermin, cat tersebut dibersihkan dengan busa. Sehingga Si Teteh dapat melihat perbedaan di saat cermin dalam keadaan bersih dan kotor. Saat bersih ia dapat melihat bayangannya di dalam cermin, tetapi bayangannya tertutup cat di saat kotor. 

Permainan ini juga dapat digunakan untuk mengenalkan huruf. Sederhana, tetapi banyak manfaatnya. Dan nampaknya ini jadi mainan favorit Si teteh hari ini.

Permainan parasut kali ini berakhir dengan tangisan.

Berakhirnya permainan dengan cermin, menandakan sesi akan usai. Seperti biasa, untuk menutup kelas kami bermain dengan parasut. Kali ini permainan parasut disemarakkan dengan lampu bundar menyala yang memancarkan sinar warna-warni. Setelah bermain sebentar dengan parasut cara original, lampu tersebut diletakkan di bawah parasut. Anak-anak pun bergerombol masuk mendekati lampu. 

Pada bagian terakhir, parasut diletakkan di lantai. Anak-anak diminta untuk duduk di atas parasut bagian tengah. Kemudian parasut diangkat oleh para orangtua dan diputar sambil bernyanyi. Hua! Anak-anak mulai gusar. Terutama Si Teteh yang mengeluarkan tangisan super-nya. Haha...keluar juga akhirnya suara lantangnya di Kelas Bayi Bermain.

Bagaimana cara teman-teman dalam menyiasati kemampuan konsentrasi anak?

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabaraktuh.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Happiness Through Sharing And Caring . All rights reserved. BLOG DESIGN BY Labinastudio .