Jeshita's personal journal of motherhood, fun-learning with the kid, homeschooling, muslim personal development, recipes, and other things she loves.

Kamis, 12 November 2015

Cara Mengelola Keseharian Homeschooling

- Agenda bulanan yang dipajang di kulkas -

Alhamdulillah. Minggu lalu sampai juga di sesi kesembilan, webinar terakhir yang disertai materi. Sedangkan sesi kesepuluh malam ini akan menjadi wadah tanya jawab dan diskusi. Antara senang dan sedih. Senang karena sudah lengkap mendapatkan materi webinar homeschooling Rumah Inspirasi. Sedih juga karena akan kehilangan rutinitas yang bermanfaat dan menyenangkan di hari Kamis malam. Cukup sekian tentang perasaan saya, yuk kita lanjut ke topiknya.

Pengelolaan keseharian homeschooling merupakan pembahasan sesi kesembilan kemarin. Inti dari cara mengatur keseharian homeschooling terletak pada waktu dan perhatian, terutama yang diberikan oleh orangtua kepada anak. Waktu dan perhatian merupakan landasan utama dalam membangun ikatan keluarga. Ikatan keluarga yang erat akan mendukung perkembangan psikologis anak.

Sehingga penting sekali bagi keluarga homeschooling untuk mengatur pola keseharian. Rencana kegiatan keseharian perlu dipikirkan dan diatur sesuai dengan kondisi keluarga. Tujuannya untuk menghadirkan kenyamanan bagi orangtua dalam memfasilitasi proses pembelajaran. Kenyamanan orangtua dalam berkegiatan dengan anak akan menciptakan kondisi keseharian (baca: belajar) yang menyenangkan. Baca selengkapnya mengenai cara mengelola keseharian keluarga kami.

Menurut Rumah Inspirasi dalam manajemen keseharian homeschooling ada empat hal yang perlu dikenali. Termasuk di dalamnya bagaimana cara mengelola keluarga, mengelola materi belajar, mengelola proses belajar, dan mengelola waktu. Dengan memahami tantangan-tantangan ini, maka orangtua dapat menentukan cara yang paling sesuai untuk mengatur waktu dalam keseharian dan berkegiatan dengan anak, yang disertai dengan perhatian penuh.

Manajemen Keluarga

"Ibu adalah matahari keluarga. Kalau ibu bahagia dan bersinar-sinar, maka seluruh isi rumah akan terimbas dengan cahaya matahari dari sukacita yang ada di dalam hati ibu. Sedangkan kalau ibu sedang kusut hatinya, maka seluruh isi rumah ikutan kusut". — Mas Aar dari Rumah Inspirasi

Kenyamanan, merupakan salah satu aspek terpenting dalam keseharian keluarga. Dengan rasa nyaman, saya - yang berperan sebagai istri, ibu, dan fasilitator utama homeschooling - dapat melalui hari bersama keluarga dengan senang hati dan penuh semangat. Namun, jika kondisi psikologis atau fisik sedang tidak mendukung, maka hal sepele pun dapat merusak mood. 

Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk mengenali kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sehingga dapat berusaha untuk menghadirkan suasana kondusif bagi anak dan keluarga. Saya secara pribadi perlu meluangkan me time dengan melakukan kegiatan seperti mengisi blog ini, membaca buku, browsing, ataupun menonton serial TV kesukaan. Tentu saja juga meluangkan quality time bersama Bob (baca: panggilan Si Teteh untuk suami saya). Hal-hal ini dapat menghindarkan saya dari burnout.

Pembagian peran antara ibu dan bapak merupakan hal selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam mengelola keluarga. Dalam aspek homeschooling, saya berperan sebagai fasilitator utama yang melakukan research, merancang metode, menentukan kegiatan harian, materi belajar, mengatur jadwal dan membangun rutinitas Si Teteh, serta mengevaluasi proses tumbuh kembangnya.

Sedangkan Bob merupakan visioner homeschooling dan pembimbing keluarga kami. Suami yang mengajarkan dan menggiring saya untuk memperdalam agama. Dari sinilah kami mendiskusikan hal-hal yang penting dalam mendidik anak. Kemudian saya tuangkan hasil diskusi tersebut dalam rancangan visi pendidikan keluarga kami.

Dalam aspek waktu, dari Senin sampai Jumat saya yang memegang penuh tanggung jawab dalam berkegiatan dengan Si Teteh. Di akhir pekan, tugas tersebut diambil alih oleh suami, kecuali peran menyusui dan proses menemani sebelum jam tidur malam. :)

Selain pembagian peran, orangtua perlu menyepakati yang penting dan yang dapat ditolerir. Dalam keluarga kami, khususnya untuk Si Teteh, waktu tidur dan makan merupakan dua pilar utama yang menopang kesehariannya. Saya sangat memperhatikan total jam tidur Si Teteh, diusahakan 12-14 jam dalam sehari (termasuk dua kali nap dan satu kali tidur malam). Jadwal makan juga diusahakan selalu sama untuk 3 kali makan besar dan 2 kali snack time. Kalau pun meleset, tidak lebih dari 30 menit. Jika ada kegiatan di luar rumah, waktu tidur dan makannya dibuat lebih fleksibel.

Kemudian, keluarga juga harus mengatur pola aktivitas. Seperti pembagaian tugas suami-istri, dan anggota keluarga lainnya. Sebagian besar pekerjaan rumah merupakan tanggung jawab saya. Namun, Bob dan Bigal (baca: adik kami), juga mengambil bagian dalam pekerjaan rumah. Bob rajin menggantikan saya menyapu/mengepel, menjemur pakaian sebelum berangkat kerja, serta membersihkan kamar mandi di akhir pekan. Sedangkan Bigal bertugas memasak untuk keluarga (kecuali untuk Si Teteh), pergi berbelanja ke pasar, dan menemani saya belanja bulanan.

- Mengambil alih alat pel ketika Bob sedang membersihkan kainnya -

Dalam pekerjaan rumah sedapat mungkin kami melibatkan Si Teteh. Walaupun seringnya Si Teteh terkesan gerecokin, keterlibatannya merupakan proses belajar yang esensial untuk bekal hidupnya. Di samping itu, adapula kegiatan yang sering kami lakukan. Diantaranya bermain di halaman pada pagi hari, membaca buku bersama, makan bersama, jalan-jalan keliling komplek di sore hari, dll.

Satu hal lagi yang wajib dihadirkan adalah rutinitas. Rutinitas membantu pola manajemen keluarga. Bahkan, sejak lahir anak memerlukan pola sederhana agar ia mengetahui apa yang terjadi dengan kesehariannya. Rutinitas membuat anak lebih tenang dan nyaman, serta membantu perkembangan psikologis anak.

Berhubungan dengan dua pilar utama keseharian Si Teteh, saya membuat jadwal khusus (seusai perkembangan usia) berdasarkan waktu tidur dan waktu makannya. Si Teteh dibiasakan bangun pagi sekitar pk 06.30/07.00. Kemudian dilanjuti tidur pagi sekitar pk 09.30, dan tidur siang pk 14.00. Bedtime routines dimulai dari pk 17.30, dan masuk ke kamar setelah sholat Maghrib. Biasanya Si Teteh mulai tidur pada pk 19.00.

Untuk waktu makan, sarapan bersama (lengkap dengan Bob) dimulai pada pk 07.00, makan siang pk 12.30, dan makan sore pk 17.00. Aktivitas-aktivitas harian lainnya diatur mengikuti jadwal makan dan tidur Si Teteh. Untuk lebih detail mengenai jadwal hariannya, silahkan kunjungi tulisan saya sebelumnya mengenai metode homeschooling.

Manajemen Materi Belajar

Setelah mengenali cara dalam mengelola keluarga, tantangan berikutnya adalah manajemen materi belajar. Cara pertama yaitu menyediakan materi kegiatan siap pakai. Si Teteh kami sediakan area bermain khusus yang menyatu dengan ruang keluarga. Dalam area bermain tersebut ada dua rak display sebagai tempat memajang beberapa materi belajar (baca: bermain) yang dapat dengan mudah digunakan secara mandiri.

Beberapa diantaranya adalah mainan edukasi seperti puzzle kayu, stacking tower, balok sortir, DIY discovery bottles dan DIY mess-free sensory basket. Adapula mainan binatang dari karet, busa di dalam kotak, buku-buku, boneka, dan cermin. Selain itu ada satu box besar berisi beragam mainan yang kami dapatkan sebagai hadiah dari keluarga dan kerabat.

Rencana kedepannya, saya akan menghadirkan crayon dan kertas-kertas di area bermain. Tujuannya agar Si Teteh dapat berkreasi dengan inisiatifnya sendiri. Saat ini saya sering memberikan kertas dan pensil warna, tetapi tidak diletakkan di area bermain. Ada ketakutan Si Teteh melukai dirinya sendiri karena pensil warna saat bermain sendiri.

Selain materi kegiatan, saya juga menandai situs/sumber belajar yang disukai, baik materi belajar Si Teteh maupun materi belajar saya untuk menjadi orangtua yang lebih baik. Saya berusaha mengelola kumpulan materi melalui Google Bookmark Manager (laptop), bookmark dalam Safari (smartphone), starred feature (WhatsApp), Pinterest, dan Evernote. Penandaan ini memudahkan dalam mengorganisir dan mengaksesnya kembali.

Untuk kegiatan mendengarkan streaming murotal, saya mem-bookmark satu hafidz favorit dalam sebuah situs pilihan. Kemudian dihubungkan ke iTunes, dan dibuatkan beberapa playlist khusus di dalamnya. Saat ini ada dua playlist, yang pertama berisi surat Al-Fatihah dan 10 surat terakhir Al-Qur'an (urutan dari belakang). Playlist ini yang dipasang setiap hari. Sedangkan yang kedua berisi surat Al-Fatihah dan Al-Kahfi yang didengarkan setiap hari Jumat.

Mengajari anak tanggung jawab merupakan cara berikutnya dalam mengelola materi belajar. Hal sekecil apapaun, seperti melibatkan Si Teteh membuang popok kotor ke dalam tempat sampah, dapat dijadikan materi pembelajaran. Kami juga membiasakannya untuk ikut merapihkan mainan setelah selesai digunakan. Selain itu, Si Teteh juga sudah menyadari tugasnya untuk meletakkan pakaian kotor dalam wadahnya selesai mandi atau washy-washy time.

Manajemen Proses Belajar

Berikutnya adalah berusaha mengelola proses belajar dengan menentukan hal-hal yang harus dilakukan (non-negotiables). Saya wajib membacakan surat-surat pendek Al-Qur'an, yang telah ditentukan banyak suratnya, waktu dan berapa kali membacanya. Kemudian untuk Si Teteh, kami sangat menekankan bahwa makan/minum harus menggunakan tangan kanan. Prosesnya pun harus dilakukan dalam posisi duduk. Selain itu, wajib untuk kami berdoa sebelum dan setelah melakukan kegiatan, baik doa hafalan maupun sekedar bismillah dan alhamdulillah.

Koridor dan benang merah belajar Si Teteh kami kaitkan dengan panduan dasar proses belajar yang telah saya rancang sebelumnya. Harapan agar ia akan mengamalkan keimanan dan ketaqwaan, kami berusaha tanamkan dengan cara selalu mengingatkannya tentang Allah dan hari akhir. Hal ini dilakukan dengan cara sederhana, contohnya mengobrol di saat makan. Kami menjelaskan apa alasan di saat makan/minum harus duduk, mengapa Allah memerintahkannya, dan apa yang terjadi nantinya jika tidak mengikuti perintah-Nya.

Karena usianya yang baru 17 bulan, Si Teteh masih banyak belajar melalui keseharian. Sehingga pola belajar disesuaikan dengan jadwal aktivitas hariannya dan keluarga. Sedangkan untuk mengevaluasi proses tumbuh kembang, saya banyak mendokumentasikan kegiatan harian melalui handphone, serta mulai membuat checklist evaluasi. Selengkapnya mengenai evaluasi dapat dibaca dalam tulisan saya minggu lalu.

Manajemen Waktu

Tantangan terakhir yaitu berusaha mengatur waktu. Rumah Inspirasi menjelaskan bahwa ada tiga strategi yang mereka gunakan dalam mengelola waktu keseharian. Strategi pertama adalah mengikuti jadwal yang telah direncanakan, strategi ideal ketika kondisi orangtua sedang prima. Kemudian yang kedua, menyederhanakan target dengan menentukan tiga hal penting yang perlu diraih. Strategi ini lebih fleksibel, dan yang terpenting dijalani terus saja. Sedangkan yang terakhir merupakan strategi yang selalu dijalankan, dengan menggunakan slot waktu keseharian. Seperti mengisi waktu sebelum sarapan, sarapan, sarapan sampai makan siang, setelah makan siang, dan saat makan malam.


To-do-list ibu, yang diperbaharui setiap beberapa hari sekali -

Strategi tersebut dapat dikaitkan dengan cara kami mengelola waktu. Saya terbiasa membuat agenda yang disiapkan pada awal bulan, dan di-update setiap minggunya. Foto di awal tulisan ini menampilkan agenda bulan November. Agenda tersebut berisi jadwal pekerjaan rumah, kegiatan pribadi saya (jadwal publish tulisan blog, webinar, deadline baca buku, dll), rencana kegiatan keluarga, undangan acara, dan kegiatan Si Teteh.

Adapula di dalamnya tercantum arahan tentang pengaturan surat pendek Al-Qur'an, yang dibacakan ataupun yang didengarkan dari playlist. Pengaturannya di-update setiap bulan. Selain itu, saya juga menuliskan beberapa self-reminder yang berhubungan dengan proses belajar Si Teteh.

Pada kenyataannya, tidak seluruh target dapat dicapai. Contohnya di saat saya sempat sakit bulan Oktober lalu, banyak hal dari agenda bulan tersebut yang mau tidak mau harus direlakan. Penyederhanaan target disesuaikan dengan skala prioritas. Yang penting setiap harinya kegiatan bersama Si Teteh terus berjalan seperti strategi ketiga dari Rumah Inspirasi, karena selalu ada yang dapat dipelajari dari kegiatan keseharian. Tidak lupa untuk selalu berusaha menghadirkan kenyamanan saat meluangkan waktu bersama, disertai dengan perhatian yang maksimal.

"How beautiful everything is arranged by Nature; as soon as a child enters the world, it finds a mother ready to take care of it.— Jules Michelet

Inilah cara kami mengatur keseharian keluarga, bagaimana dengan pengelolaan yang dilakukan oleh teman-teman dan keluarga?

Assalmu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Happiness Through Sharing And Caring . All rights reserved. BLOG DESIGN BY Labinastudio .