Jeshita's personal journal of motherhood, fun-learning with the kid, homeschooling, muslim personal development, recipes, and other things she loves.

Kamis, 10 Desember 2015

Sesi Keenam Kelas Bayi Bermain: Dua Macam Cara Bermain


Tahukah teman-teman mengenai dua jenis bermain yang biasa dilakukan oleh anak-anak?


Ada dua macam cara dasar dalam bermain. Yang pertama adalah bermain secara terstruktur. Bermain terstruktur atau bermain dengan tujuan merupakan jenis permainan yang memiliki tujuan pembelajaran yang spesifik. Tujuan yang dimaksud yaitu baik mengajarkan keterampilan hidup ataupun mengasah kemampuan fisik tertentu (seperti motorik halus dan kasar). 

Sedangkan jenis bermain yang kedua, yaitu bermain bebas/tidak terstruktur. Kegiatan bebas ini terdiri dari permainan yang tidak terlalu direncanakan. Dalam permainan jenis ini anak bebas memilih sesuai dengan minat dan suasana hatinya. Aktivitas yang tidak terstruktur ini mendorong anak untuk mengikuti imajinasi, mengasah daya kreativitasnya dan mengurangi rasa bosan. 

Tim Rumah Dandelion menekankan bahwa penting untuk menjaga keseimbangan dalam menghadirkan permainan melalui dua cara tersebut. Pada sesi-sesi sebelumnya sudah banyak macam cara bermain terstruktur yang dihadirkan dalam Kelas Bayi Bermain. Namun, baru kali ini kami mendapatkan pengalaman dalam bermain bebas/tidak terstruktur. Disimak selengkapnya pengalaman kami Sabtu kemarin.

Alhamdulillah, hari Sabtu kemarin kami dapat datang lebih awal seperti pada minggu lalu. Sebelum sesi dimulai kami menyempatkan diri untuk bermain di ruang baca lantai bawah. Saat menunjukkan pukul 13.15, kami pun bergegas naik ke lantai dua.

Kelas selalu dimulai dengan sesi pemanasan, yang terdiri dari berkenalan dengan menepuk rebana dan nyanyian menyapa masing-masing peserta. Sampai saat ini Si Teteh masih belum ingin menepuk rebana, jadi kami masih harus mewakilinya. Kemudian sesi pemanasan dilanjutkan dengan permainan mengikuti instruksi dengan kerincing, dan bernyanyi "Kepala, pundak, lutut, kaki" bersama.


Bermain Terstruktur


Di saat kondisi kelas sudah memanas, masuklah ke dalam kegiatan inti. Cara bermain pertama yang dihadirkan dalam sesi kemarin adalah permainan terstruktur. Bermain terstruktur merupakan kegiatan yang biasanya diorganisir oleh orang dewasa, untuk mengarahkan anak dalam bermain. 

Permainan memasukkan bola sambil mengikuti alur, pengulangan dari sesi kelima, adalah permainan pertama yang dipilih. Tujuan dari permainan ini yaitu untuk mengasah kesabaran anak dalam berproses. Proses yang dimaksud adalah memasukkan bola satu per satu ke dalam keranjang. 

Selain itu, anak pun diminta untuk bersabar menanti giliran bermainnya. Karena Si Teteh kemarin sedang alergi, agak susah untuk kami membuatnya bersabar. Nampaknya kegatalan yang dialaminya membuat ia tidak suka berdiam diri.


Setelah bermain seru dalam pertandingan memasukkan bola, lanjut pada aktivitas kedua yaitu membaca buku bersama. Kegiatan dipimpin oleh Tante Carmel yang membacakan buku Bedtime Rhymes. Melalui kegiatan ini Tim Rumah Dandelion ingin memperlihatkan kepada orang tua bagaimana cara untuk mengasah kemampuan mendongeng.

Untuk jenjang usia dini, yang diperlukan oleh anak-anak adalah visual yang jelas dan menarik dari buku. Sedangkan untuk cerita, orangtua dapat memilih untuk mengikuti tulisan dalam buku ataupun mengarang cerita sendiri sesuai gambar. Dengan membiasakan diri dalam mengarang cerita, orangtua dapat mengasah kemampuan mendongengnya.

Sedangkan untuk anak, tujuan dari aktivitas ini adalah untuk menanamkan minat baca. Kegiatan membaca ini dapat dilakukan dari sedini mungkin seperti mulai dari saat baru lahir, bahkan di saat masih dalam kandungan. Di samping itu, kegiatan ini juga dapat digunakan untuk menenangkan suasana.


Setelah cooling down melalui aktivitas mendengarkan cerita bersama, kegiatan dilanjutkan dengan permainan memandikan boneka. Tujuan dari kegiatan ini diantaranya untuk memperkenalkan anggota tubuh, belajar kemandirian (berhubungan dengan kebersihan), dan belajar membedakan antara diri anak dengan yang diluar dirinya (benda hidup dan benda mati).

Setiap anak diminta untuk mengambil satu sikat gigi, sehelai kain, dan satu boneka. Si Teteh langsung mengambil sikat gigi dan kain, tetapi saat diarahkan untuk mengambil boneka ia lebih memilih mengambil sikat gigi lagi. Nampaknya Si Teteh agak takut dengan bonekanya.

Setelah berhasil dibujuk oleh Bob, akhirnya Si Teteh bersedia untuk mengikuti permainan. Ia berusaha membersihkan gigi dan mengelap badan boneka tersebut. Namun, di saat daya konsentrasi mulai buyar, sikat gigi dan lapnya ia pakai sendiri. Hihi.


Bermain Bebas/Tidak Terstruktur


Permainan memandikan boneka merupakan cara bermain terstruktur terakhir dalam sesi keenam kemarin. Kelas dilanjuti dengan bermain secara bebas/tidak terstruktur. Sebelum memulai permainan, Tim Rumah Dandelion menjelaskan sedikit tentang jenis bermain ini.

Cara bermain bebas semakin jarang dilakukan oleh anak-anak zaman sekarang. Bahkan ada fenomena yang berkembang saat ini, bahwa banyak anak yang tidak dapat bermain sendiri. Hal ini terjadi dikarenakan orangtua yang tidak membiasakan/menghadirkan jenis permainan bebas tersebut.

Banyak orangtua yang tidak membiasakan anak-anaknya bermain sesuai keinginan mereka karena ada ketakutan-ketakutan tersendiri ataupun karena padatnya jadwal keseharian anak. Sedangkan penting sekali untuk seorang anak bebas bereksplorasi dengan cara bermain ini. Bahkan tingkat kesuksesan anak dalam beradaptasi terhadap suatu situasi, di saat mereka sudah dewasa, salah satunya ditentukan oleh bermain bebas/tidak terstruktur.

"Free play allows children to develop the flexibility needed to adapt to changing circumstances and environments—an ability that comes in very handy when life becomes unpredictable as an adult."—Sebuah tim psikolog dari University of Hildesheim, Jerman.[1]


Dalam permainan tidak terstruktur Sabtu kemarin, Tim Rumah Dandelion menyediakan sebuah bin yang berisi beberapa materi bermain. Materi-materi tersebut diantaranya adalah balok-balok busa, cetakan, telur plastik, slime, dan jepit jemuran.

Awalnya Bob yang bermain bersama Si Teteh banyak memberikan arahan dalam bermain. Seperti menunjukkan serunya bermain dengan slime, menyusun balok, dan membentuk slime dengan cetakan yang ada.

Namun, Tim Rumah Dandelion mengingatkan sebaiknya biarkan anak bebas bereksplorasi dan menentukan permainan sesuai dengan minatnya. Baru tersadar, segitu sudah terprogramnya kami sebagai orangtua dalam mengarahkan anak. Bahkan dalam permainan yang judulnya bermain BEBAS. Maaf ya, nak.

Setelah diberikan kebebasan, Si Teteh memilih telur dari plastik dan balok-balok busa sebagai dua mainan favoritnya. Sedangkan untuk slime, ia masih belum terbiasa dengan rasanya. Jadi yang dilakukan hanya melihat Bob beratraksi.


Kelas berlalu begitu cepat, dan saatnya penutupan dengan bermain parasut. Senangnya melihat Si Teteh sudah berani masuk ke bawah parasut saat diangkat bersama oleh para orangtua. Ia pun tak segan-segan bergabung dengan teman-teman lain untuk menyentuh bola bercahaya.

Alhamdulillah, sesi keenam ini menyenangkan dan memberikan masukan baru untuk kami. Kami masih perlu menyeimbangkan antara cara bermain yang terstruktur dengan yang bebas/tidak terstruktur. Inshaa Allah dapat kami terapkan dalam keseharian Si Teteh kedepannya.

Apakah teman-teman sudah berusaha menyeimbangkan antara cara bermain terstruktur dengan cara bermain bebas untuk anak?

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber:
[1]http://www.psmag.com/books-and-culture/value-unstructured-play-time-kids-81177

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Happiness Through Sharing And Caring . All rights reserved. BLOG DESIGN BY Labinastudio .