Jeshita's personal journal of motherhood, fun-learning with the kid, homeschooling, muslim personal development, recipes, and other things she loves.

Minggu, 13 Desember 2015

Sesi Ketujuh Kelas Bayi Bermain: Instruksi, Sensori Auditori, dan Kreativitas

melatih-kreativitas-memecahkan-masalah

Mengasah kemampuan menerima instruksi, menerima stimulasi auditori, dan meningkatkan kreativitas dalam memecahkan masalah, dapatkah satu sesi mencakup seluruh tujuan-tujuan ini?


Ya, tentu saja. Kemarin dalam Kelas Bayi Bermain kami melakukan beberapa permainan dengan beragam objektif. Memang satu permainan tidak dilakukan secara intensif, tetapi pengalaman singkat dalam setiap kegiatannya banyak membuka mata kami sebagai orangtua. Bagi kami, aktivitas yang dilakukan bersama Rumah Dandelion dapat dijadikan inspirasi untuk kegiatan yang kami lakukan di rumah. Terutama untuk kegiatan yang belum mahir dilakukan oleh Si Teteh.

Seberapa pentingnya mengasah hal-hal yang disebutkan di atas? Aspek-aspek yang dilatih dalam sesi ketujuh kemarin merupakan kemampuan dasar yang diperlukan oleh balita sebagai modal tumbuh kembangnya yang akan dibutuhkan saat menerima ransangan/situasi di saat dewasa nanti. Kurangnya stimulasi usia dini dapat menimbulkan gangguan atau reaksi yang kurang tepat di saat seseorang menerima stimulus yang tidak biasa dihadapi.

Intinya, kelas kemarin ini terasa sungguh padat kegiatannya. Mungkin karena suasana kelas yang terasa begitu seru membuat kami lupa waktu. Untuk mengetahui keasyikan yang kami alami kemarin, silahkan dibaca selengkapnya.

Selayaknya dalam setiap sesi, pertemuan diawali dengan pemanasan. Berkenalan dengan menepuk rebana, dilanjuti dengan bertegur sapa menanyakan kabar melalui nyanyian. Dilanjuti dengan permainan menggunakan kerincing, anak dilatih untuk menerima instruksi mengangkat tangan ke atas, ke samping, ke depan, dan kemudian berhenti. Lalu keceriaan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu bersama.

rumah dandelion melatih kreativitas memecahkan masalah

Permainan Pertama


Usai dari sesi pemanasan, tim Rumah Dandelion menjelaskan dan membagikan materi bermain yang terdiri dari bola berukuran sedang dan satu set gelas plastik. Yay! Bermain boling. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengasah kemampuan anak dalam menerima instruksi. Kemampuan dasar ini sangat diperlukan ketika anak memasuki jenjang sekolah.

Cara bermainnya sungguh mudah, satu orangtua bertugas menyusun gelas-gelas menjadi bentuk piramida sambil memberikan instruksi kepada anak. Ini tugas yang saya pilih, karena saya dapat lebih leluasa mengambil foto-fotonya Si Teteh. Hehe. Kemudian satu lagi bertugas duduk bersama dan menjaga anak supaya dapat duduk/diam di satu tempat, lalu menggelindingkan/melempar bola. Nah, ini tugasnya Bob. 

rumah dandelion melatih kreativitas memecahkan masalah

Selama berlangsungnya permainan, ternyata cukup sulit untuk meminta Si Teteh berdiam diri. Ia berusaha sekuat tenaga untuk lepas dari pangkuan Bob, dan ingin menghancurkan piramida gelas dengan tangannya.

Saya rasa hal ini dikarenakan kami sering melakukan semacam permainan ini di rumah, tapi gelas-gelas dijatuhkan bukan dengan cara menggelindingkan bola. Namun, melalui cara menghancurkan ala monster Godzilla. Haha. Sepanjang permainan, piramida beberapa kali berhasil dijatuhkan dengan bola berkat bantuan Bob. Sisanya suka-suka Si Teteh.

Permainan Kedua


Setelah cukup kegerahan karena hebohnya bermain boling, kelas dilanjutkan dengan permainan yang bertujuan untuk merangsang sensori auditori (pendengaran). Penting bagi seorang anak untuk menerima stimulus auditori sejak dini agar terhindar dari gangguan sensoris. Diantaranya gangguan hipersensitif, yang disebabkan karena kekurangan stimulus, dan hiposensitif auditori karena berlebihan dalam menerima rangsangan.

Penderita hipersensisitf auditori sangat sensitif terhadap suara dari alat-alat keseharian (blender, gergaji listrik, knalpot motor, dll) dan situasi bising di tempat umum yang ramai. Sedangkan bagi yang hiposensitif, ia sangat tidak sensitif terhadap suara. Sehingga yang mengidapnya terbiasa mendengar/berbicara dengan volume suara yang keras. Dua gangguan ini dapat menjadi hambatan bagi seseorang untuk berkegiatan, bahkan dapat menimbulkan gangguan lain seperti agresivitas ataupun kecemasan.

rumah dandelion melatih kreativitas memecahkan masalah

Untuk itu tim Rumah Dandelion memberikan contoh permainan sederhana yang dapat melatih kemampuan auditori anak. Permainan ini menggunakan tiga botol sensori yang diisi dengan benda-benda yang berbeda. Anak diharapkan dapat mencari sumber suara, dan kemudian dapat membedakan suara dari masing-masing botol.

Awalnya hanya satu botol yang dibagikan. Kemudian Bob berusaha menyembunyikan botol tersebut sambil digerak-gerakkan. Sehingga Si Teteh mencari darimana asal suaranya. Namun, karena seluruh isi kelas melakukan hal yang sama, Si Teteh lebih senang memperhatikan suara-suara yang dihasilkan seisi kelas daripada mancari suara botol yang dipegang oleh Bob. 

Setelah itu, dua botol lagi dibagikan. Barulah Si Teteh mulai fokus. Kemudian berusaha mencari tahu isi dari benda-benda yang terdapat di dalam botol.

Permainan Ketiga


Lanjut ke dalam kegiatan selanjutnya, yaitu permainan Limbo. Aktivitas ini menggunakan tongkat panjang yang dihiasi pita-pita, yang kemudian anak diarahkan untuk melewati bagian bawah tongkat. Objektif dari kegiatan ini yaitu untuk melatih konsep kognitif dan mengasah daya kreativitas anak untuk memecahkan sebuah masalah.

Ada tiga tingkatan rintangan yang diberikan, yaitu tongkat setinggi badan, kemudian direndahkan setinggi perut, dan yang terakhir sekitar 20 cm dari lantai. Idealnya anak diberikan kesempatan untuk mengenali rintangannya terlebih dahulu. 

Lalu diberikan semangat atau arahan untuk melewati tongkat. Kemudian biarkan anak berusaha melewati tongkat dengan caranya masing-masing. Ada Niel yang berusaha meninggikan tongkatnya, Kinar yang memegang tongkat terlebih dahulu baru melewatinya, adapula Al yang dengan leluasa melewati tongkat dengan membungkuk.

rumah dandelion melatih kreativitas memecahkan masalah

Sedangkan Si Teteh, nampaknya kurang nyaman dengan kondisi kelas yang sangat fokus dan ramai di sekitar tongkat. Awalnya ia hanya melihat dari kejauhan bersama Bob. Di saat pelan-pelan maju, ia terlihat bingung dengan kondisi orangtua yang heboh dan anak-anak yang sangat tertarik dengan tongkat tersebut.

Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya Si Teteh sedikit lagi akan melewati tongkat. Namun, karena reaksi saya yang berlebihan ia langsung berlari balik kepada Bob sambil menangis. Memang kalau diperhatikan Si Teteh tidak bisa mendapatkan perhatian yang berlebihan dalam kondisi ramai. Perlu cari cara nih untuk membiasakannya.

Permainan Keempat


Masuk ke dalam aktivitas inti terakhir, yaitu bermain menggunakan tiga corong dan beragam bola-bola kecil. Tujuannya mirip dengan kegiatan dengan botol sensori pada permainan kedua, membedakan suara dari benda-benda yang dimasukkan melalui corong. 

Selain itu permainan ini juga dapat mengasah motorik halus dengan menggunakan bola-bola yang berbeda bentuk, ukuran, dan bahan. Kegiatan juga dapat ditingkatkan dengan mengarahkan anak memasukkan bola ke dalam corong yang disebut warnanya. Sehingga anak dilatih untuk mengenal konsep warna.

rumah dandelion melatih kreativitas memecahkan masalah

Si Teteh sangat menggemari permainan ini. Berulang kali ia memasukkan bola-bola yang ada ke dalam setiap corong. Ia pun mempelajari perbedaan dari bola-bola tersebut. Namun, ia sangat tidak menyukai satu bola yang bentuknya seperti pom-pom berukuran besar. Uhm...kalau di rumah kami sering bermain dengan pom-pom ukuran kecil. Mungkin pom-pom yang ini bulunya panjang-panjang dan lebih geli kali ya.

Berakhirnya permainan dengan corong ini menandakan kelas akan segera berakhir. Kemudian kami pun bermain parasut. Si Teteh langsung maju ke depan di saat parasut dikeluarkan oleh Tante Carmel. Ia pun langsung ikut memegangi pinggiran kain dan ikut menggerak-gerakkan parasut.

rumah dandelion melatih kreativitas memecahkan masalah

Setelah permainan mulai ditingkatkan dengan mengarahkan anak-anak ke tengah parasut, Si Teteh langsung mundur ke belakang. Ia langsung mengalihkan diri ke jendela terdekat karena tidak mau ikut serta bersama teman-teman lain yang asyik berkumpul di tengah parasut. Ya suka-sukalah, nak. Tidak perlu dipaksa, yang penting senang ya mainnya.

Kegiatan apa saja yang sudah dilakukan teman-teman bersama anak minggu ini? Adakah aspek spesifik stimulasi usia dini yang sedang diasah?

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Happiness Through Sharing And Caring . All rights reserved. BLOG DESIGN BY Labinastudio .