Manfaat Permainan Memasukkan Koin Ke Dalam Wadah Tabungan

Sedang mencari ide bermain yang sederhana dengan beragam manfaat?

Jika teman-teman ingin melakukan kegiatan untuk menstimulasi balita atau anak prasekolah, tetapi tidak ingin mengeluarkan biaya banyak, tulisan ini cocok untuk teman-teman. Bahan-bahan yang diperlukan pun sangat sederhana. Namun, manfaat dari permainan meletakkan koin ke dalam wadah tabungan sangat beragam. Mulai dari mengasah kemampuan motorik halus, menanamkan konsep berhemat, bahkan sampai memperkenalkan makna bersedekah. Penasaran? Disimak terus, yuk.

Asal Usul Permainan

Ide permainan ini tercetus karena seringnya saya menemukan koin-koin yang digeletakkan begitu saja oleh Bob (baca: suami saya) di beberapa area rumah. Koin-koin tersebut biasanya merupakan kembalian biaya transportasi harian. Saya jadi teringat di saat membersihkan rumah secara besar-besaran beberapa saat sebelum Si Teteh lahir, banyak koin yang ditemukan terselip di laci, rak, ataupun bufet. 

Koin-koin yang ditemukan tersebut rupanya sudah tidak enak dipandang walaupun masih dapat dipakai. Dibuang sayang, dipakai perlu dibersihkan dulu. Nah, dari sini saya berpikir harus melakukan sesuatu terhadap koin-koin yang bergeletakkan sebelum terbengkalai.

Tercetuslah ide untuk menyedekahkan koin-koin tersebut. Namun, menurut Islam seorang istri harus meminta izin kepada suami terlebih dahulu sebelum bersedekah. Oleh karena itu, saya membuat sistem jika ada koin yang ingin disedekahkan agar diletakkan di tempat khusus yang telah ditentukan.

Berlanjut dari keinginan bersedekah ini saya membuat wadah tabungan. Lalu saya berpikir, kenapa tidak dijadikan aktivitas bermain/belajar Si Teteh ya? Saya yakin banyak manfaat yang ia dapatkan dari kegiatan belajar menabung. Mulai saat itu, menabungkan koin merupakan kegiatan rutin yang kami lakukan (kurang lebih satu minggu sekali).

Manfaat Permainan

Aspek manfaat yang pertama dari permainan ini adalah mengasah kemampuan motorik halus (fine motor skill). Ada beberapa kemampuan spesifik yang dilatih, diantaranya:

• Mematangkan kemampuan menjumput dengan dua jari, yang dilakukan dalam proses memegang koin dengan ibu jari dan jari telunjuk.
• Mengisolasi jari dengan mengaktifkan satu jari pada perintah. Seperti menekan koin ke dalam celah menggunakan jari telunjuk.
• Mengasah koordinasi tangan-mata (hand-eye coordination) dengan menyelaraskan gerakan tangan di saat mengambil koin dan berlanjut menggerakkannya ke arah celah tabungan berdasarkan apa yang dilihat oleh mata.
• Melatih gerakan bilateral (baca: gerakan yang menggunakan koordinasi dua tangan) melalui proses menstabilkan wadah tabungan (tangan kiri) disertai dengan gerakkan memasukkan koin (tangan kanan).
• Membiasakan gerakan persimpangan (midline crossing). Hal ini dapat dilakukan dengan menyortir koin di sebelah kiri lalu menggerakkannya ke arah wadah tabungan yang diletakkan di sebelah kanan.

Selain mengasah kemampuan motorik halus, melalui kegiatan ini saya memperkenalkan beberapa konsep kepada Si Teteh. Konsep-konsep yang dimaksud adalah sebagai berikut:

• Konsep abstrak seperti putar dan tekan. Hal ini diterapkan di saat Si Teteh belajar memilih koin, mengangkatnya dan berusaha memasukkannya. Sampai saat ini saya masih perlu mengarahkan Si Teteh untuk memutar posisi tangan agar koin pas dengan celah.
• Konsep uang. Saya biasa memulai kegiatan ini dengan membahas koin sebagai salah satu bentuk uang. Di samping itu saya juga bercerita mengenai bahan dasar koin, dan ragam nominal yang terkandung di dalamnya. Melalui konsep ini permainan dapat diperluas dengan menyortir koin berdasarkan nominal, ukuran, atau bahannya.
• Konsep menabung. Sambil bermain saya juga menjelaskan mengenai makna dan tujuan dari menabung. Konsep ini juga dapat dikembangkan untuk memperkenalkan konsep berhemat.
• Konsep sedekah. Selain karena uang yang ditabungkan bukan milik Si Teteh, saya juga ingin menerapkan konsep menabung untuk akhirat. Pelaksanaannya dengan menyumbangkan sebagian harta berupa uang koin yang telah dikumpulkan tersebut. Kalau isi tabungan sedekah kami sudah cukup banyak, di akhir minggu Si Teteh dan Bob mengunjungi masjid belakang rumah. Kemudian Si Teteh memindahkan koin dari wadah tabungan ke dalam kotak amal masjid.
• Konsep guna ulang (reuse). Saya sengaja membuat wadah tabungan dari tabung bekas cemilan karena ingin mengajarkan bahwa barang-barang yang sudah tidak dipakai dapat dimanfaatkan kembali untuk tujuan lain.

Aktivitas ini juga dapat mengasah kemampuan untuk bersabar. Kesabaran diperlukan oleh Si Teteh dalam setiap proses yang terkandung di dalam permainan ini. Mulai dari menunggu saya menyortir koin sebelum permainan dimulai, memasukkan koin satu demi satu, menanti isi tabungan cukup untuk disumbangkan, dan proses memasukkannya kembali ke dalam kotak amal masjid.

Dalam setiap proses yang dilalui Si Teteh dalam belajar menabung, selalu ada kesempatan untuk melatih kemampuan bahasa. Dapat dilihat dari berbagai konsep di atas, tersedianya peluang yang besar untuk memperkaya beragam kosakata. Diawali dari memperkenalkan beberapa konsep abstrak. Lalu menjelaskan tentang uang dan jenisnya, serta nominal dan ragam bahan dasarnya seperti baja, aluminium, perunggu, dan nikel. Kemudian pengenalan terhadap aspek penting kehidupan seperti menabung, berhemat, dan bersedekah. Tidak lupa mengajarkan konsep guna ulang yang bisa diikuti dengan memberikan pengertian dalam bahasa Inggris, seperti reuse, repurpose, dll.

Banyak sekali manfaat dari satu kegiatan sederhana ini. Memasukkan koin ke dalam wadah tabungan mungkin terlihat sepele bagi orang dewasa. Akan tetapi dengan sedikit pemikiran, perencanaan, dan kreativitas, permainan ini memiliki banyak makna yang membantu proses tumbuh kembang anak usia dini.

Sudahkah teman-teman mengajarkan anak tentang uang dan konsep menabung?

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.