Jeshita's personal journal of motherhood, fun-learning with the kid, homeschooling, muslim personal development, recipes, and other things she loves.

Kamis, 07 April 2016

Petualangan Baby-Led Weaning Si Teteh

metode-MPASI-pilihan-keluarga

Seperti apa pengalaman Baby-Led Weaning keluarga kami selama ini ?


Penuh keceriaan dan juga penuh perjuangan. Menurut pengalaman kami, Baby-Led Weaning merupakan pilihan yang tepat sebagai metode pemberian MPASI Si Teteh. Menyenangkan, tetapi penuh lika-liku dalam proses pembelajarannya.

Tidak hanya untuk Si Teteh, tetapi juga untuk kami sebagai orangtua. Kepercayaan, kesabaran, waktu, dan kreatifitas dalam menentukan variasi menu serta cara penyimpanan makanan merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan jalannya pemberian MPASI pertama dalam keluarga kami.

Dalam tulisan minggu lalu, saya telah membahas mengenai pengertian Baby-Led Weaning dan perbandingannya dengan metode pemberian MPASI biasa. Kali ini, saya ingin berbagi lebih detail tentang petualangan kami dalam menjalaninya. Ingin tahu lebih lanjut? Silakan dibaca.

metode-MPASI-pilihan-keluarga

Bagaimana Kami Memulainya?


Si Teteh mulai diberikan MPASI sejak usianya genap 6 bulan. Awalnya menu makanan yang diberikan selalu sama untuk 3 hari. Tujuannya untuk mengetahui apakah makanan yang disajikan memberikan reaksi alergi atau sembelit/diare. Jika ada reaksi yang mengkhawatirkan, menu makanan dapat langsung diganti dan dicatat sebagai makanan yang perlu diwaspadai.

Sebagai contoh; menu makanan senin sampai dengan rabu adalah wortel kukus. Dilanjuti dengan kentang kukus untuk hari Kamis sampai dengan sabtu. Kemudian hari Minggu sampai dengan Selasa diganti dengan brokoli. Cara seperti  ini berlangsung selama kurang lebih 2 minggu.

Setelah mengetahui pilihan makanan mana saja yang cocok atau aman untuk Si Teteh, saya mulai menyediakan makanan yang sudah cocok dengan pilihan makanan baru. Misalnya wortel kukus digabung dengan buah mangga. Setelah 3 hari, menu diganti dengan kentang kukus dengan buah pear kukus. Seperti itu seterusnya.

Pilihan Makanan yang Disajikan?


Mulanya pilihan makanan Si Teteh hanya sayuran dan buah. Setelah sebulan menjalani Baby-Led Weaning variasi makanan pun ditingkatkan. Berikut ini merupakan daftar makanan yang dapat saya ingat sesuai dengan perjalanan MPASI Si Teteh:

6 Bulan: Brokoli, wortel, bayam, buncis, lobak, kentang, ubi merah, ubi ungu, mangga, apel, pir, pepaya, pisang, alpukat, semangka, melon, dan buah naga.

8-12 Bulan: Mengulang menu dari usia 6 bulan, dadar kuning telur ayam kampung, kacang polong, jagung muda, roti, pasta gandum, kurma, kismis, butternut squash, kacang merah, jambu biji, ayam, tahu, tempe, oats, agar-agar buah, kaldu ayam, labu siam, adapula makanan homemade olahan seperti bola-bola daging sapi dicampur dengan wortel dan pir, crispy chicken liversdan eggy broccoli bites.

12-18 Bulan: Mengulang menu sebelumnya, nasi (dibentuk bulat-bulat), madu, keju kambing, tomat, strawberry, jeruk, blueberry, dadar telur ayam kampung, sayur katuk dengan bawang merah, mulai dikenalkan dengan menu makanan rumah seperti tempe orek, tahu tumis, perkedel kentang, dll.

18-21 Bulan: Nasi tidak dibentuk bulat-bulat lagi, roti panggang disajikan dengan mentega, lauk sudah mengikuti menu keluarga, mulai diperkenalkan dengan makanan pedas seperti balado kacang merah, acar lobak, dan balado terong (dalam porsi kecil).

Dari usia 6 bulan sampai dengan 1 tahun, sedemikian rupa saya menghindari pemakaian gula dan garam dalam menu harian Si Teteh. Mulai usia 1 tahun ia diperkenalkan dengan garam dan gula dalam lauk yang mengambil dari menu keluarga, atau menu khusus seperti miso soup, bakso kuah, soto ayam, dll.

Namun, sampai saat ini Si Teteh belum diperkenalkan kepada permen, cokelat, dan manisan-manisan semacamnya. Mungkin sesekali boleh mencoba kue atau biskuit ketika bertamu ke rumah saudara/kerabat. Saya pun sudah mulai melonggarkan beberapa pilihan camilan seperti kerupuk, keripik singkong dan topping misalnya keripik kentang, bawang goreng, dan abon. Akan tetapi, porsi dan intensitasnya masih dijaga.

metode-MPASI-pilihan-keluarga
 Contoh menu makanan Si Teteh (usia 1 tahun keatas)

Bagaimana dengan pengalaman alergi?


Beberapa jenis makanan/minuman yang menimbulkan reaksi alergi pada Si Teteh diantaranya adalah ikan/hasil laut, kacang hijau, susu sapi dan produk turunannya. Hal ini telah kami ketahui sejak Si Teteh belum mendapatkan MPASI, tepatnya alergi ketika saya mengkonsumsi jenis makanan tersebut dan tersalurkan melalui ASI. Kami juga mengetahui bahwa ia alergi terhadap nasi dan kayu manis ketika mencoba memberinya di usia 6 bulan.

Alhamdulillah di usia 1 tahun, Si Teteh sudah tidak alergi lagi terhadap nasi. Sedangkan kacang hijau masih menimbulkan sedikit alergi. Untuk kayu manis dan susu sapi (serta produk turunannya) - kecuali mentega - kami belum pernah memberikannya lagi sampai saat ini. Kami mencoba susu kambing murni hangat sekitar 1 bulan lalu, dan tidak ada reaksi yang ditimbulkan. Khusus untuk hasil laut, kami hanya baru mencoba memberikan ikan teri dengan porsi sangat minim sejak usia 20 bulan, dan masih ada sedikit ruam-ruam alergi yang timbul.

Pernahkan Kami Menyuapi Si Teteh?


Seperti yang telah saya jelaskan dalam postingan minggu lalu, dalam Baby-Led Weaning anak memegang kontrol sepenuhnya dalam memilih dan memasukkan makanan ke dalam mulut. Orangtua tidak dianjurkan untuk menyuapi anak.

Kontras dengan kalimat terakhir, sejujurnya kami tidak menggunakan metode ini secara murni. Saat Si Teteh mulai makan oats dan sup kaldu ayam atau menu berkuah lainnya, kami menyuapi Si Teteh. Tujuannya agar tidak terlalu berantakan, dan terutama tidak membuang-buang makanan (mubazir). 

Menginjak usia 1 tahun, ia mulai kami berikan kendali untuk memakai sendok. Yah, berantakan sih awalnya. Namun, di usia 15 bulan ia semakin mahir menggunakan sendok. Tingkat berantakannya pun berkurang. 

Di usia 18 bulan, Si Teteh mulai dibiasakan dengan kebiasaan baru. Snack time dengan menu buah potong selalu disajikan bersama sebuah garpu. Yup, garpu stainless (kami tidak punya garpu plastik hehe). Ternyata kemahiran memakai garpu pun sudah cukup baik.

Di usia 21 bulan saat ini, Si Teteh sudah sangat mahir menggunakan sendok dan garpu. Hampir keseluruhan proses makan ia lakukan sendiri. Hanya disaat ia sedang sakit atau kondisi rewel tertentu kami menyuapinya. Oiya, saya pun menyuapi Si Teteh jika ia harus makan dalam perjalanan. Tujuannya sudah jelas ya, untuk menjaga kebersihan mobil. 

metode-mpasi-pilihan-keluarga

Pernahkah Si Teteh Tersedak?


Pernah, sekitar 4 kali. Diantaranya disebabkan oleh roti, labu siam, dan potongan daging berurat. Namun, tidak ada yang fatal. Si Teteh belum benar-benar tersedak, ia masih dapat mengeluarkan makanan dari tenggorokannya.

Hanya ada satu pengalaman horror, tetapi itu murni karena kesalahan saya. Ia tersedak tulang ayam halus yang tidak berhasil saya bersihkan disaat mensuir-suir ayam. Alhamdulillah, pengalaman tersebut dapat dilalui tanpa drama yang berkepanjangan. Hanya cucuran air mata dari anak yang kesakitan mengeluarkan tulang, dan ibu yang banjir keringat berusaha memberikan solusi terbaik.

Tips-Tips Seputar Baby-Led Weaning


Berikut ini adalah beberapa tips dari keluarga kami bagi yang ingin mencoba Baby-Led Weaning:
  • Jangan meninggalkan anak makan sendirian, terutama di tahap awal.
  • Pastikan anak sudah siap menerima MPASI
  • Walaupun anak memiliki kontrol dalam memilih makanan, yang mengontrol penuh terhadap apa yang disajikan adalah orangtua. Sehingga sajikanlah pilihan makanan yang sehat dan bergizi.
  • Hindari penggunaan garam dan gula (usahakan sampai usia 1 tahun). Pengenalan garam dan gula terlalu dini dapat membuat anak cenderung menjadi picky eater.
  • Untuk tahap awal jangan potong makanan terlalu kecil, dan hindari bentuk yang runcing.
  • Jangan memaksa anak memakan sesuatu yang tidak ia sukai, coba saja lain kali. Anak dapat menolak makanan sebanyak kurang lebih 15 kali, sampai akhirnya ia menentukan apakah ia menyukainya atau tidak.
  • Untuk tahap awal, buatlah catatan berisi makanan apa saja yang sudah dicoba. Terutama makanan yang menimbulkan reaksi alergi dan sembelit (atau masalah pencernaan lain).
  • Saya menyimpan jenis-jenis makanan yang telah dikukus dan dapat disimpan di freezer seperti broccoli, jagung muda, kacang merah, wortel, dll. Hal ini untuk menghemat waktu dan memudahkan penyajian. Pengukusan dapat dilakukan dalam beberapa hari sekali.
  • Untuk kaldu ayam, saya biasa membuatnya dari kumpulan tulang punggung ayam yang direbus. Hal ini saya lakukan seminggu sekali, dan kaldunya dapat awet disimpan di dalam kulkas.
  • Hindari menggunakan peralatan makan (piring, mangkuk, gelas, dll) yang disayang.
  • Yang perlu disiapkan: highchair, bib yang lebar/besar, baju-baju khusus untuk kegiatan makan yang dapat direlakan untuk berubah menjadi dekil, kesabaran, dan waktu.
  • Berikan kepercayaan kalau anak dapat melakukannya sendiri.

Sekiranya ini pengalaman kami dalam pemberian MPASI pertama dengan menggunakan metode Baby-Led Weaning. Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang ingin mencobanya.

Bagaimana pengalaman teman-teman seputar pemberian MPASI?

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Related Post:

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Happiness Through Sharing And Caring . All rights reserved. BLOG DESIGN BY Labinastudio .