Jeshita's personal journal of motherhood, fun-learning with the kid, homeschooling, muslim personal development, recipes, and other things she loves.

Kamis, 29 Oktober 2015

Merangkul Internet Menjadi Sahabat Homeschooling

 Rutinitas mendengarkan streaming murotal, dilengkapi dengan visual

Menurut Rumah Inspirasi ada tiga pilar dalam menjalani homeschooling. Dua diantaranya telah diulas dalam tulisan saya sebelumnya mengenai pembelajar mandiri, serta belajar melalui kehidupan. Sesi ketujuh pada Kamis lalu membahas tentang tiang yang ketiga, pentingnya Internet dalam menjalani Homeschooling.

Teknologi mendukung para pembelajar mandiri untuk belajar kapan saja dan di mana saja dengan materi yang berlimpah. Sehingga para praktisi homeschooling tidak bergantung kepada pengajar atau lembaga tertentu. Internet memiliki keterlibatan yang sangat jelas dalam mendukung kehidupan keluarga homeschooling dan proses pembelajaran mandiri.

"Personally I'm always ready to learn, although I do not always like being taught," —Winston Churchill

Selain memberikan dampak penting dalam kemandirian, pengaruh Internet dapat diibaratkan seperti dua sisi mata uang. Jika dirangkul dan dimanfaatkan dengan benar, Internet menjadi sumber dan sarana belajar yang sangat berharga. Internet merupakan jendela pengetahuan, serta menjadi sekolah dan perpustakaan terbesar di dunia, yang memudahkan penggunanya untuk mendapatkan materi yang berkualitas. Di sisi lain, jika tidak digunakan dengan bijaksana teknologi dapat menghadirkan ancaman, terutama untuk anak-anak. Tantangannya adalah banjir informasi, dan bahaya lainnya yaitu kecanduan (online game, Facebook, dll), pornografi, kejahatan Internet, bahkan cyberbullying yang marak di kalangan remaja. Jadi bagaimana kita sebagai orangtua menyikapinya? Baca terus ya.

Kamis, 22 Oktober 2015

Keutamaan Homeschooling: Memaknai Kehidupan Keseharian

Waktu santai bersama Garong -
Mohon abaikan outfit makan Si Teteh yang sudah kekecilan ^_^

Alhamdulillah, minggu ini saya dapat memenuhi dua deadline pribadi untuk sharing pengalaman Webinar Rumah Inspirasi. Refleksi pengalaman dari sesi kelima, yang mengulas tentang pembelajar mandiri sebagai inti proses dan hasil akhir homeschooling, telah saya share hari Minggu kemarin. Sedangkan tulisan hari ini didedikasikan untuk sesi keenam (15 Oktober 2015), yang membahas salah satu topik homeschooling favorit saya, memanfaatkan dan memaknai kehidupan keseharian.

Pada umumnya, banyak orang (baca: termasuk saya sebelumnya) menganggap belajar itu merupakan proses belajar mengajar seperti di sekolah. Prosedurnya melibatkan pengajar (guru) dan siswa yang dibatasi oleh beberapa unsur diantaranya kegiatan di dalam bangunan sekolah, dalam jangka waktu tertentu setiap harinya, serta menitikberatkan pada penggunaan buku dan proses mengajar (guru menjelaskan dan siswa mendengarkan).

Hal tersebut sering menimbulkan keraguan, kebingungan, bahkan kepanikan dalam proses awal homeschooling. Namun, sebenarnya sebagian besar proses belajar dalam homeschooling terletak pada pemanfaatan dan pemaknaan kehidupan sehari-hari. Kehidupan merupakan kurikulum alami yang dimiliki setiap orang, dan dunia ini merupakan ruang kelasnya. Dari pengalaman hidup kita inilah, kita mendapatkan keterampilan yang paling berharga dan paling dibutuhkan.

Orangtua tidak perlu khawatir tentang apa yang perlu diajarkan kepada anak, bagaimana cara mengajarnya, ataupun merasa kurang percaya diri karena keterbatasannya. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memfasilitasi anak secara maksimal dalam belajar melalui kehidupan. Penasaran dengan cara belajar melalui keseharian? Silahkan disimak.

Minggu, 18 Oktober 2015

Inti Proses dan Hasil Akhir Homeschooling: Anak Sebagai Pembelajar Mandiri

Gambar: Pola Pikir Pembelajar Mandiri.*
*) Pola pikir pada gambar di atas saya kembangkan dari dua sumber teori: UBC dan Prism Projects
Ilustrasi anak-anak - 'School Portraits' - merupakan karya dari: Erica Sirotich.

Sayang sekali saya tidak dapat mengikuti sesi kelima Webinar Rumah Inspirasi pada Kamis, 8 Oktober lalu. Alhamdulillah, setiap sesi selalu ada rekamannya. Sehingga saya masih dapat merefleksikan pengetahuan yang didapat dari sesi tersebut.

Langkah-langkah memulai homeschooling yang meliputi pemilihan metodenya, perancangan visi keluarga, dan penyusunan kurikulum/panduan pendidikan, telah saya ulas dalam beberapa tulisan sebelumnya. Selanjutnya, praktisi (atau calon praktisi) perlu mengetahui pentingnya mempersiapkan anak menjadi pembelajar mandiri. Mau tahu lebih dalam mengenai pembelajar mandiri? Dibaca terus ya.

Senin, 12 Oktober 2015

Perlukah Menyusun Kurikulum dan Pola Kegiatan Homeschooling? Bagaimana Caranya?

Seri buku favorit Si Teteh dan belajar membersihkan kaki di atas alas

Halo teman-teman. Alhamdulillah. Tingkat kesibukan saya cukup padat beberapa minggu belakangan. Sehingga agak telat untuk berbagi pengalaman Webinar Rumah Inspirasi sesi keempat pada hari Kamis 1 Oktober lalu. Tapi...better late than never. Masih tertarik? Silahkan disimak. :)

Pokok pembahasan dalam sesi tersebut adalah panduan homeschooling; diantaranya meliputi kurikulum, materi belajar, dan pola keseharian anak usia dini dan usia sekolah. Saya membatasi tulisan ini untuk anak usia dini, yang merupakan fokus homeschooling keluarga kami saat ini. Semoga sesuai dengan informasi yang teman-teman butuhkan. Silahkan dibaca lebih lanjut.

Minggu, 04 Oktober 2015

Hijrah Diary: Life Begins At 30


- Musim dingin usai dan bunga pun bersemi (Arnhem, 2010) -

Kutipan "Life begins at 30" sangat sesuai untuk menggambarkan kehidupan saya di tahun 2015. Yup, tahun ini saya berusia 30 tahun. Di tahun ini pula perubahan besar hadir dalam hidup saya. Tiga belas minggu yang lalu, pada pertengahan bulan Ramadhan, saya mengawali (baca: meresmikan) perjalanan hijrah dengan memakai jilbab. Alhamdulillah, saya tidak menyangka bahwa hari tersebut akan datang dengan proses yang terbilang mudah dan cepat.

Menoleh kebelakang, saya menyadari bahwa petunjuk-petunjuk akan hidayah itu sebenarnya ada di depan pelupuk mata. Namun, hati yang belum terketuk dan tenggelamnya diri ini dalam sisi duniawi kehidupan membuat saya - ibaratnya - membuang muka dari petunjuk-petunjuk tersebut . Subhanallah, jadi malu. Ingin tahu kelanjutannya? Yuk, dibaca terus.
Happiness Through Sharing And Caring . All rights reserved. BLOG DESIGN BY Labinastudio .