Jeshita's personal journal of motherhood, fun-learning with the kid, homeschooling, muslim personal development, recipes, and other things she loves.

Kamis, 25 Agustus 2016

Berkah dan Hikmah Kelahiran Anak Kedua

cobaan dan nikmat kedatangan anak kedua

Bagaimana kehadiran anak kedua mempengaruhi kehidupan kami?


Kehadiran anak kedua tentu saja menambah kebahagiaan di dalam keluarga kami. Hari-hari kami semakin dipenuhi dengan canda, kasih sayang dan hiruk-pikuk kesibukan mengurus bayi, serta menemani Si Teteh yang semakin lincah. Namun, beberapa minggu sebelum proses persalinan adiknya Si Teteh - mari kita sebut dengan panggilan Si Aa (In shaa Allah masih akan diberikan kesempatan untuk mendapatkan keturunan lagi...hehe) - saya sempat khawatir akan kemampuan diri ini dalam mengemban peran sebagai ibu dari dua anak.

Banyak hal yang menjadi buah pikiran saya, salah satunya didasari dari perbedaan antara kondisi fisik dan pikiran saya saat mengandung Si Teteh dibandingkan dengan saat hamil Si Aa. Saya pun khawatir mengenai proses persalinannya, apakah akan lancar? Apakah saya dapat menjadi ibu yang baik untuk kedua anak kami? Apakah saya dapat membagi kasih sayang kepada keduanya secara adil? Dan masih banyak lagi pikiran lain yang menghantui saya.

Alhamdulillah, satu demi satu kekhawatiran tersebut memudar seiring berjalannya proses persalinan. Kelahiran Si Aa memberikan makna tersendiri untuk saya dan membawa banyak berkah serta perubahan bagi kami sekeluarga. Mari disimak lebih lanjut mengenai berkah dan hikmah dari kehadiran anak kedua kami.

Sembilan bulan Si Teteh berada di dalam kandungan merupakan masa kehamilan yang dapat dikatakan sangat "ZEN". Saya hampir selalu dalam keadaan tenang, hati riang gembira, dan penuh tenaga. Sedangkan pada masa kehamilan Si Aa saya sering uring-uringan, mudah emosi, dan tidak bersemangat. Hal ini membuat saya khawatir akan kesanggupan saya yang berperan sebagai ibu yang baik bagi kedua anak kami.

Bagaimana saya dapat menjadi teladan jika sumbu kesabaran saya menjadi pendek. Saya yang mudah lelah di masa kehamilan kedua kemarin juga meragukan kondisi fisik dalam merawat kedua buah hati kami. Perasaan seperti ini semakin menumpuk di minggu-minggu akhir kehamilan.

Tak terasa saya memasuki usia kehamilan 38 minggu pada tiga minggu yang lalu. Ternyata saat pemeriksaan rutin ke dokter kandungan, air ketuban saya sudah berkurang. Sehingga dokter menyarankan untuk induksi pada siang itu agar bayi dapat dilahirkan secara normal.

Saya dan Bob (baca: suami saya) harus mengambil keputusan dengan cepat. Akhirnya kami menerima tawaran dari dokter, dan segera mengikuti proses induksi. Saya mulai menyemangati dan meyakinkan diri bahwa saya harus dapat menjadi ibu yang kuat, tetap berpikiran positif dan husnudzon. Tak lupa untuk selalu meminta pertolongan kepada Allah SWT.

Keesokan paginya buah hati kedua kami hadir melalui persalinan normal dan dalam keadaan sehat. Proses persalinannya lancar dan proses pemulihannya pun termasuk sangat cepat bagi saya. Hidup memang tidak selalu sesuai dengan rencana, seperti kelahiran anak kedua kami yang lebih awal dua minggu. Alhamdulillah, segala sesuatunya jauh lebih baik dari yang saya bayangkan. Sungguh Allah Maha Sempurna dengan segala rencana-Nya. Allahu Akbar.

Kehadiran Si Aa membawa dampak positif khususnya bagi saya, yaitu meningkatnya kepercayaan diri ini berhubungan dengan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman dalam pengasuhan anak. Hal-hal yang tampak begitu sulit saat kelahiran Si Teteh seperti menyusui, mengganti popok, membedong, dll, kali ini semua terasa jauh lebih mudah.

Selain itu, saya menjadi lebih fleksibel dalam menjalani hari-hari kami. Tadinya saya khawatir tentang bagaimana menjaga rutinitas bersama Si Teteh yang telah kami nikmati selama ini. Ternyata jadwal rutinitas yang bergeser tidak menjadi masalah. Si Teteh yang biasa selalu tidur di kamar, sekarang dapat saya biarkan ikut menjalani quiet time di ruang keluarga bersama Si Aa. Si Teteh yang selalu makan di highchair, terkadang saya minta untuk makan di meja bermainnya ketika saya tidak bisa mengangkatnya karena sedang menyusui.

cobaan dan nikmat kedatangan anak kedua

Kelahiran Si Aa juga membuat saya lebih menghargai kehadiran Si Teteh. Di malam kedua kami menginap di rumah sakit bersalin, Si Teteh tidur di sebelah kanan saya di dalam baby cot. Sedangkan Si Aa tidur di sebelah kiri saya di dalam box bayi. Momen itu merupakan saat yang tak terlupakan, saya diliputi ketenangan dan perasaan bahagia melihat kedua wajah mungil mereka yang sedang terlelap. Dalam hati saya berucap, "Saya harus dapat menjadi ibu yang lebih baik lagi untuk mereka berdua." Semangat juang saya pun meningkat.

Saya tak menyangka Si Teteh yang berusia dua tahun ternyata sudah dapat memposisikan dirinya sebagai kakak yang baik ketika adiknya lahir. Hal ini terlihat sejak Si Aa berusia satu hari. Si Teteh dengan gembiranya menyambut kedatangan adiknya. Saat Si Aa sempat dibawa oleh suster ke ruang bayi, Si Teteh sempat menanyakan dan terlihat sedih.

Haru rasanya hati ini melihat Si Teteh yang ikut serta berubah menjadi lebih dewasa dikarenakan kelahiran adiknya. Walaupun beberapa saat setelah melahirkan ia sangat berusaha untuk mencari perhatian kami. Namun, hal itu masih dalam batas wajar. Hal terpenting bagi saya adalah melihat keharmonisan kedua buah hati kami.

Sungguh besar kenikmatan yang Allah berikan. Akan tetapi, banyak pula tantangan yang kami hadapi. Dalam keseharian saya hanya memiliki sedikit bahkan hampir tidak mempunyai waktu untuk diri sendiri. Begadang saat malam hari dan ketegangan dalam mengurus anak-anak seharian dapat menjadi berlebihan lelah dan penatnya. Oleh karena itu, saya harus mencari cara agar tetap dapat menyempatkan "me time". Seperti halnya mengisi blog ini, yang sempat libur tiga minggu. :)

Minggu ini saya sedang berjuang untuk mengembalikan pasokan ASI agar kembali seperti semula. Karena minggu lalu saya sempat sakit flu dibarengi dengan keletihan karena kebutuhan tidur yang sangat tidak tercukupi. Sehingga kadar ASI saya menurun, dan membuat Si Aa lebih sering menyusu. Hal ini sempat membuat saya cukup tertekan.

Alhamdulillah saya memiliki suami yang sangat pengertian dan tak hentinya mengingatkan saya untuk selalu berpikiran positif. Strategi sementara untuk beberapa hari ini, Bob dan Si Aa tidur di ruang TV. Tujuannya agar saya dapat tidur dengan lelap. Karena saya sangat mudah terbangun jika Si Aa mengeluarkan suara di malam hari. Kalau Si Aa ingin menyusu saat malam, Bob akan mengantarkannya ke kamar. In shaa Allah pasokan ASI saya dapat kembali normal dalam waktu dekat, dan kami pun dapat tidur bersama kembali.

Tantangan selanjutnya untuk saat ini adalah minimnya quality time yang kami habiskan bersama sebagai suami istri. Kami berdua sibuk saling membantu mengurus kedua buah hati kami. Di luar rumah Bob sibuk dengan urusan kantor yang biasa memakan waktunya hingga larut malam. Sedangkan di waktu luang saya harus dapat mengerjakan pekerjaan rumah yang ada. Nampaknya kami harus berusaha lebih keras untuk sesekali berkencan ketika keadaan sudah mulai lebih tenang.

Sampai di sini dulu sedikit cuplikan dari kehidupan kami setelah kelahiran anak kedua. Dibalik kebahagiaan dan berkah yang kami dapat adapula tantangan-tantangan yang perlu kami hadapi. Hikmah yang saya dapat, yaitu menjadi ibu merupakan proses belajar yang tak pernah usai.  Sehingga saya harus dapat menikmati peran dan keseharian saya dalam mengurus keluarga, baik dalam keadaan susah maupun senang.

Sumber kekuatan seorang ibu terletak pada hati dan pikirannya. Oleh karena itu, diperlukan dukungan penuh dari pasangan agar ibu dapat terus bangkit dan ceria dalam menjalani peran dan kesehariannya.

Bagi para ibu di luar sana yang terkadang suka meragukan diri dan kemampuannya seperti saya, yakinilah bahwa Anda merupakan yang terbaik yang dimiliki dan diperlukan oleh buah hati Anda. Mari bangkit bersama dan nikmati motherhood dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kita miliki.

Selalu ingatkan diri untuk memohon diberikan kemudahan oleh Allah dalam memelihara titipan-titipan-Nya. Juga tak lupa untuk selalu berbaik sangka terhadap rencana-rencana yang Allah berikan untuk kita.

Adakah diantara teman-teman yang sedang menantikan kedatangan buah hati berikutnya?

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

1 komentar :

  1. Masyaa Allah...

    Like banget baca nya. Bismillah, semoga kita selalu diberi kemudahan.

    Aamiin..

    BalasHapus

Happiness Through Sharing And Caring . All rights reserved. BLOG DESIGN BY Labinastudio .