Jeshita's personal journal of motherhood, fun-learning with the kid, homeschooling, muslim personal development, recipes, and other things she loves.

Kamis, 08 September 2016

Peralihan Dari Boks Bayi Ke Tempat Tidur Biasa

transisi dari crib ke kasur anak

Bagaimana pengalaman kami dalam proses transisi tempat tidur Si Teteh?


Alhamdulillah, proses pergantian tempat tidurnya Si Teteh dari boks bayi ke kasur biasa tidak ada kendala sama sekali. Si Teteh sangat menyukai tempat tidur barunya. Tanpa drama ia tidur dengan nyenyak saat malam pertama menggunakan kasur baru. 

Kami tidak menyangka proses peralihan ini dapat berjalan sangat mulus. Oleh karena itu, melalui tulisan ini saya ingin berbagi beberapa hal yang kami lakukan untuk mempermudah transisi tempat tidur ini. Bagi yang tertarik, silakan disimak.

Kehadiran Adik


Sebelumnya kami tidak berencana untuk mengganti tempat tidur Si Teteh. Kami berpikiran bahwa boks bayi tersebut dapat digunakan untuk waktu yang cukup lama. Jika Si Teteh sudah memperlihatkan tanda-tanda ingin memanjat dari boksnya, tadinya kami akan melepas salah satu sisi pagar dari tempat tidurnya. 

Tujuannya agar ia dapat dengan mandiri turun dan naik ke dalam boksnya. Sehingga boks bayinya berubah menjadi toddler bed tanpa harus membeli yang baru. Namun, sekitar empat bulan lalu kami memutuskan untuk merubah rencana tersebut.

Kehadiran adiknya Si Teteh (baca: Si Aa) yang melandasi pergantian tempat tidur ini. Pada trimester terakhir kehamilan saya, kami memutuskan untuk membelikan Si Teteh tempat tidur baru. Karena boks bayinya akan digunakan untuk Si Aa.

Waktu yang Tepat


Menurut saya pemilihan waktu merupakan faktor utama yang mendukung berhasilnya transisi. Karena peralihan ini berhubungan dengan kehadiran adiknya Si Teteh, kami menentukan untuk memulainya beberapa bulan sebelum jadwal persalinan.

Bayangkan jika proses pergantian tempat tidur dimulai ketika sang adik sudah lahir, mungkin Si Teteh akan merasa Si Aa mengambil tempat tidur yang biasa ia tempati. Kemungkinan ia dapat menolak pergantian ini.

Mempermudah Transisi


Setelah yakin mengenai waktu yang tepat untuk memulai prosesnya, kami pun mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan. Pertama, kami berunding mengenai jenis tempat tidur yang akan digunakan. Setelah melakukan online research, kami memutuskan untuk mengganti boks bayi dengan kasur single berukuran 120 x 200 cm. 

Awalnya kami merasa ukuran kasur ini besar untuk balita. Di sisi lain, kami menginginkan ukuran kasur yang cukup besar agar dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama. Untuk permulaan, kami menempatkan kasurnya di lantai tanpa ranjang. Tujuannya untuk mempermudah Si Teteh naik dan turun dari tempat tidurnya.

Dalam mencari kasur yang diinginkan, kami pergi ke satu toko matras bersama Si Teteh. Kami berharap dengan melibatkannya dalam memilih kasur, Si Teteh lebih mudah menerima proses transisi. Selain memilih matras, kami juga mengajak Si Teteh berbelanja ke Cipadu untuk mencari seprai baru.

transisi dari crib ke kasur anak

Saat hari pertama transisi, kami juga melibatkan Si Teteh dalam proses pergantian tempat tidurnya. Ia kami biarkan untuk berada di dalam ruangan saat kami mempersiapkan tempat tidur barunya. Kami memberikan tugas kepadanya untuk membantu menyatukan alas kasur dari busa yang berbentuk puzzle. Si Teteh sangat serius dalam mengerjakan tugasnya, dan ini merupakan hal yang menyenangkan untuknya.

Setelah alas selesai disatukan, kasur diletakkan di atasnya dan seprai rapih terpasang, kami memintanya untuk mencoba kasur barunya. Dengan penuh semangat ia langsung merebahkan diri di atas kasur dengan wajah berseri-seri. Untuk menambahkan kegembiraannya, saya sudah menyiapkan selimut baru sebagai unsur kejutan. Agar ia lebih antusias lagi dengan kehadiran kasur barunya.

Mengenai boks lamanya, kami tidak langsung memindahkannya dari kamar Si Teteh. Kami biarkan beberapa hari sebelum dipindahkan ke kamar kami. Tujuannya agar Si Teteh tidak terlalu memperhatikan kepergian boks lamanya dan lebih fokus dengan tempat tidur barunya.

Selain beberapa hal di atas, salah satu hal terpenting yaitu berusaha menyisipkan pemahaman bahwa Si Teteh sudah semakin besar dan mandiri. Sehingga ia memerlukan tempat tidur lain untuk mengganti boks lamanya. Pemahaman ini sudah mulai saya tanamkan saat kami memutuskan untuk membelikannya kasur baru.

Alhamdulillah, langkah-langkah yang kami lakukan ini membantu Si Teteh melalui pergantian dari boks bayi ke tempat tidur biasa. Namun, segala sesuatunya tak lepas dari kuasa Allah. Untuk teman-teman yang hendak melakukan transisi serupa, jangan lupa baca Bismillah.

Adakah diantara teman-teman yang sedang berupaya untuk mengganti tempat tidur anak?

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

1 komentar :

Happiness Through Sharing And Caring . All rights reserved. BLOG DESIGN BY Labinastudio .